Karachi (ANTARA News) - Pemerkosaan dan pembunuhan seorang bocah perempuan di Pakistan memicu seruan  #JusticeForZainab  (Keadilan untuk Zainab) di seluruh dunia, di tengah kemarahan karena serangkaian kejahatan seks terhadap anak-anak belum terselesaikan di negara tersebut.

Polisi menemukan mayat Zainab Ansari, yang berusia sekitar 7 tahun, pada Selasa di tempat pembuangan sampah di kota Kasur di Pakistan timur, empat hari setelah ia dilaporkan hilang.

Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai dan atlet kriket, yang menjadi politisi, Imran Khan termasuk di antara pesohor menggunakan tanda pagar itu, yang sedang tenar di Twitter.

"Itu harus dihentikan," kicau Yousafzai, juru kampanye lantang untuk hak perempuan di tanah airnya, yang "berduka", "Pihak berwenang harus mengambil tindakan."

Jajak pendapat Thomson Reuters pada 2011 menemukan Pakistan menjadi negara paling berbahaya ketiga di dunia bagi wanita, karena serangan asam, pernikahan anak-anak dan hukuman dengan rajam.

Ansari adalah bocah perempuan ke-12 yang diculik, diperkosa dan dibunuh pada tahun lalu di distrik Kasur, kata polisi.

"Ini bukan pertama kalinya tindakan mengerikan tersebut terjadi," kata Khan, "Kita harus bertindak cepat untuk menghukum yang bersalah dan memastikan anak-anak kita terlindungi dengan lebih baik."

Dua warga tewas pada Rabu saat petugas melepaskan tembakan untuk membubarkan kerumunan orang yang menyerang sebuah kantor polisi di Kasur. Polisi menyangkal bahwa mereka terlalu lemah dalam menyelidiki penculikan anak-anak di kota tersebut.

Aktris Mahira Khan dan Sanam Saeed termasuk di antara mereka yang berdemonstrasi di Karachi, kota terbesar di Pakistan, Kamis.

"Kita perlu mulai membicarakan pelecehan seksual secara terbuka," kata Khan, salah satu aktris paling populer di Pakistan.

"Kita perlu memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah kita. Kesadaran adalah kunci. Mengaitkan pelecehan dan pemerkosaan dengan rasa malu adalah alasan mengapa banyak sekali serangan tidak pernah terlaporkan, berhentilah dengan rasa malu," katanya.

Pelecehan seksual terus meningkat di Pakistan, dengan lebih dari 4.000 kasus dilaporkan terjadi pada tahun 2016, naik 10 persen pada tahun sebelumnya, kata Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan.

Pakistan memperketat undang-undangnya untuk melindungi anak-anak pada tahun 2016 - mengkriminalisasi serangan seksual, pornografi anak-anak dan perdagangan anak untuk pertama kalinya - setelah sebuah jaringan pedofilia, peredaran video porno, diungkap di Kasur.

Sebelumnya, hanya perkosaan yang dikriminalisasi.

Mamtaz Gohar, juru bicara Sahil, yang melakukan kampanye melawan pelecehan seksual terhadap anak-anak, mengatakan bahwa belum cukup apa yang dilakukan untuk menjamin keadilan bagi sekitar 280 anak yang dilecehkan dalam kasus tersebut.

"Hampir semua penjahat telah dibebaskan dengan sistem jaminan. Sistem peradilan dan penyelidikan polisi benar-benar kacau di negara kita," katanya kepada Thomson Reuters Foundation.

Banyak penduduk desa di Pakistan lebih suka menggunakan tetua setempat untuk menegakkan keadilan daripada meminta bantuan pranata hukum, yang seringkali tidak praktis dan korup.


(G003/B002)

Pewarta: -
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018