Jakarta (ANTARA News) - Jurong Bird Park, Night Safari, River Safari dan Singapore Zoo selama 2017 menyaksikan 540 kelahiran dan penetasan hewan, sekitar seperempatnya merupakan spesies binatang yang terancam.

Dalam siaran pers Suaka Margasatwa Singapura, Wakil CEO dan Kepala Ilmu Alam Dr Cheng Wen-Haur menyebut kualitas perawatan binatang sebagai kunci dari keberhasilan itu.

"Dan kami masih punya waktu satu tahun lagi untuk mencapai hasil signifikan dalam mengembangbiakkan satwa di taman margasatwa kami. Usaha untuk melindungi satwa liar di habitat asli mereka dan pembiakan spesies terancam di tempat kami berkontribusi terhadap kelangsungan mereka di dunia," katanya.

Kebun Binatang Singapura pada April tahun lalu menyambut kelahiran bayi orangutan Kalimantan bernama Khansa, yang menandai kelahiran orangutan ke-46 di taman margasatwa ini.

Kelahiran Khansa terjadi pada saat yang sangat penting untuk spesies ini, hanya beberapa bulan setelah orangutan Borneo dinyatakan terancam punah pada 2016 oleh International Union for Conservation of Nature.

Taman margasatwa juga menjadi saksi penetasan dua telur tokek biru Tanzania yang terancam punah pada 22 Desember. Tokek biru adalah tokek yang paling terancam punah di dunia karena populer dalam perdagangan hewan piaraan ilegal. 

Selain itu ada kelahiran kuda nil kerdil betina bernama Abina pada 7 November, anak anak jaguar pada 16 November, Squish si burung flamingo pada Agustus, badan putih jantan Oban pada 6 September.

Sementara Jurong Bird Park menyambut penguin raja Maru pada 10 Oktober. Maru, yang artinya bulat dalam bahasa Jepang, adalah penguin raja pertama yang berhasil ditetaskan di sana dalam hampir satu dekade.



Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018