Petempur kudeta Houthi memaksa anak-anak dan remaja Yaman berperang ..."
Riyadh (ANTARA News) - Persekutuan militer pimpinan Arab Saudi, yang bertempur di Yaman, menyerahkan 27 tentara anak-anak kepada pemerintahan setempat di bawah kepemimpinan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang diakui secara internasional.

 "Petempur kudeta Houthi memaksa anak-anak dan remaja Yaman berperang, mendorong mereka ke medan perang dan menggunakannya dalam gerakan gagal," demikian pernyataan persekutuan militer itu, layaknya dikutip Reuters.

Semua anak-anak itu dilaporkan diangkut ke Provinsi Marib, Yaman Utara, yang berada di bawah kendali pemerintah Yaman.

Anak-anak tersebut dipenjara saat berperang dengan petempur Houthi, yang bersekutu dengan Iran di perbatasan Arab Saudi, catat Pusat Komunikasi Internasional Riyadh, mengutip sumber resmi, yang tidak disebutkan namanya.

Human Rights Watch mengatakan dalam laporan sebelumnya bahwa kedua pihak dalam perang Yaman menggunakan tentara anak-anak.

Persekutuan negara Arab pimpinan Arab Saudi melakukan campur tangan dalam perang Yaman pada Maret 2015 ketika kelompok Houthi bergerak maju di kota pelabuhan selatan, Aden, dan memaksa Hadi dan pemerintahannya ke pengasingan di Arab Saudi.

Sebelumnya, Yaman, yang dilanda perang selama tiga tahun, berada dalam bahaya kelaparan pada 2018 jika pertempuran terus mengganggu pasokan pangan.

Dalam skenario terburuk, negara bergolak itu "menghadapi ancaman kelaparan" jika gangguan impor berkepanjangan dan melalui dua pelabuhan Laut Merah, kata pakar lembaga bantuan, yang berkantor di Amerika Serikat.

Lebih banyak orang diperkirakan kelaparan pada Juli 2018 jika dibandingkan dengan bulan sama tahun lalu, tambah Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan dalam ulasan terkininya, yang berpusat pada kebutuhan makanan untuk bulan Juli.

Persekutuan militer pimpinan Arab Saudi, yang memerangi gerakan Houthi dukungan Iran, menutup pelabuhan utama, bandar Hodeidah, pintu masuk utama pangan dan pasokan kemanusiaan, dan pelabuhan Saleef, pada awal November.

Sekutu dukungan Amerika Serikat (AS) itu menuduh Iran mengirim senjata ke sekutu Houthi-nya melalui Hodeidah. Lebih dari 10.000 orang terbunuh dalam konflik tersebut.

Yaman, negara berpenduduk 28 juta orang, mengimpor lebih dari 85 persen makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan warganya.

Pelabuhan untuk sementara dibuka kembali selama 30 hari, dan alat berat tiba pada Senin untuk membantu arus masuk bantuan, namun tidak jelas apakah mereka akan tetap seperti itu, kata Stephen Anderson, direktur Program Pangan Dunia (WFP) untuk Yaman.

Warga Yaman menghadapi "masa depan yang sangat suram", dengan konflik lanjutan, harga bahan bakar dan makanan yang tinggi dan masalah penyakit seperti wabah kolera dan penyebaran difteri, kata Anderson menambahkan.

Mengacaukan akses kemanusiaan akan memperdalam apa yang Perserikatan Bangsa-Bangsa sebut bencana kemanusiaan terburuk di dunia, kata Rosanne Marchesich, pemimpin kelompok tanggap darurat, yang bermarkas di Roma pada Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa Bangsa.

Pada 2017, 17 juta warga Yaman, atau sekitar dua pertiga penduduk, dianggap mengalami kelaparan, dengan 6,8 juta orang membutuhkan bantuan makanan segera, memadai dan berkelanjutan, catat WFP.

Angka tersebut meningkat mencapai 8,4 juta, yang sekarang di ambang kelaparan, tambahnya.

Pewarta: Administrator
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018