Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah enam saham baru tercatat dalam komposisi saham JBA 25 Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) per Juli 2007 menggeser enam emiten lama pada revisi kelima indeks saham yang dimulai sejak 2002 tersebut. "Keenam emiten yang masuk tersebut adalah Bakrie Sumatra Plantation, Apexindo Pratama Duta, Semen Gresik, Indofood Sukses Makmur, Bank Negara Indoensia dan Pembangunan Jaya Ancol," kata Direktur Utama BBJ, Mahmud Hassan Zein, di Jakarta, Kamis. Sedangkan, enam saham yang tergeser menurut dia adalah AKR Corporindo, Berlian Laju Tanker, Ciputra Surya, Gajah tunggal, Bank Lippo dan pabrik kertas Tjiwi Kimia. Sementara itu, 19 saham yang masih bertengger di JBA 25 BBJ adalah Astra Agro Lestari, PP London Sumatra, Internasional Nickel Indonesia, Antam, Tambang Bat8ubaru Bukit Asam, Timah, Medco Energi, Indocement Tunggal Prakarsa, Astra Internasional, Gudang Garam, Unilever Indonesia, PT PGN, PT Telkom, Indosat, BRI, Bank Danamon, BCA, Bank Mandiri, dan United Tractors. Dari 25 saham yang ada hasil dari revisi kelima JBA 25 BBJ tersebut, ia mengatakan kelompok usaha properti, real estate dan konstruksi yang pada tahun kemarin ada, sekarang tidak masuk dalam komposisi 25 saham pada JBA 25 BBJ ini setelah tergesernya saham Ciputra Surya. Sementara itu, komposisi indeks saham JBA 25 saat ini yang terbentuk masih didominasi pertambangan dengan 24 persen, keuangan 20 persen, pertanian 12 persen, infrastruktur 12 persen, industri dasr dan kimia 8 persen, perdagangan, jasa dan investasi delapan persen dan aneka industri empat persen. Menurut dia, ke 25 saham yang ada dalam indeks JBA 25 BBJ tersebut merupakan saham-saham yang telah lolos seleksi yang dilakukan beberapa tahapan. Pertama, saham tersebut setiap bulannya minimal diperdagangkan 90 persen total perdagangan selama 2006. Tahap kedua adalah rata-rata harga saham harus diatas Rp500,- selama tahun 2006. Tahap ketiga, kapitalisasi pasar untuk masing-masing saham diatas Rp250 miliar per Desenber 2005. Tahap keempat adalah seleksi kinerja keuangan berdasarkan laba bersih per saham (EPS) dan pergerakan saham (Volatility). Pada tahap terakhir ini, dari 43 saham yang lolos, tiga saham memiliki nilai laba bersih per saham negatif sehingga tinggal 40 saham yang diseleksi akhir bedasarkan laba bersih per saham dan pergerakan saham. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007