Kairo (ANTARA News) - Tiga tentara Mesir tewas dalam sebuah kampanye selama 10 hari melawan gerilyawan yang berfokus di Semenanjung Sinai, kata militer Mesir pada Senin.

Ini kali pertama militer melaporkannya jumlah korban dari pihak mereka sejak diluncurkannya kampanye militer itu pada 9 Februari.

Pernyataan tersebut tidak mengatakan di mana atau kapan tentara tersebut telah meninggal dunia.

Militer mengatakan telah membunuh puluhan gerilyawan dan menangkap ratusan tersangka petempur dan penjahat dalam operasi itu, yang berlangsung menjelang tenggat waktu tiga bulan dari Presiden Abdel Fattah al-Sisi untuk membersihkan Sinai Utara dari gerilyawan.

Sekelompok gerilyawan yang berbasis di Sinai bersumpah setia kepada kelompok IS pada tahun 2014. Serangan gerilyawan telah menewaskan ratusan orang tentara dan polisi dan sejumlah warga sipil.

Sisi sedang mencalonkan diri kembali dalam pemilihan ulang pada Maret saat dia hampir dipastikan tidak memiliki lawan.

Presiden Abdel Fattah al-Sisi memerintahkan angkatan bersenjata pada November untuk mengalahkan gerilyawan dalam waktu tiga bulan setelah serangan terhadap sebuah masjid yang menewaskan lebih dari 300 orang, kekerasan paling mematikan di negara Arab yang berpenduduk padat itu.

Pemberontakan tersebut merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah di sebuah negara yang berpenduduk paling padat di dunia Dunia Arab dan sekutu regional utama Amerika Serikat.

Sisi terpilih untuk masa jabatan pertamanya di tahun 2014 setelah tentara menggulingkan Presiden Mohamed Mursi menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.

Sementara itu pekan ini, pasukan keamanan Mesir membunuh 12 gerilyawan dan menahan 92 orang dalam tindakan keras yang terus berlanjut di Sinai, kata militer dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh TV Negara.

Angkatan udara Mesir juga menghancurkan 60 sasaran gerilyawan, kata pernyataan tersebut, sebagai bagian dari kampanye untuk menghancurkan gerilyawan yang dipersalahkan karena serangkaian serangan.

Gerilyawan membidik pasukan keamanan sejak 2013 ketika tentara, yang dipimpin Sisi sebagai panglima militer, menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin setelah unjuk rasa besar menentang pemerintahannya.

Operasi keamanan yang diluncurkan pada Jumat (9/2) melibatkan pasukan dari angkatan udara, angkatan laut dan tentara Mesir serta polisi dan penjaga perbatasan.

Berdasarkan pernyataan tentara, sekitar 38 gerilyawan telah tewas sejak serangan terakhir untuk menumpas gerilyawan yang dipersalahkan karena serangkaian serangan dimulai.

Mesir meluncurkan operasi keamanan utama, melibatkan tentara dan polisi melawan "teroris, elemen penjahat dan organisasi "di seluruh negeri, menurut juru bicara militer.

Pewarta: SYSTEM
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018