Selama ini kami punya tradisi berdialog yang baik dan ini akan terus kami lakukan."
Denpasar (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (DPP PDI) Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan kriteria calon wakil presiden yang akan menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019 haruslah sosok yang bisa memperkuat dan terus-menerus membumikan Pancasila.

"Kepemimpinan Bu Mega selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya, sehingga ketika Ibu Mega menyampaikan keputusan itu tentu saja melalui proses kontemplasi untuk menentukan pemimpin yang terbaik. Yang selalu dicari oleh PDI Perjuangan adalah pemimpin untuk rakyat," katanya usai acara Pembukaan Rakernas III PDI Perjuangan, di Sanur, Denpasar, Jumat.

Oleh karena itu, menurut dia, PDI Perjuangan nantinya tidak terjebak pada aspek kedaerahan tertentu untuk menentukan calon wakil presiden bagi Jokowi, tetapi, sosok yang mampu bekerja sama saling melengkapi kepemimpinan Jokowi yang akan memperkuat dan terus-menerus membumikan Pancasila.

(Baca juga: Jokowi akan ajak partai-partai pendukungnya tentukan cawapres)

PDI Perjuangan, diungkapkannya, juga akan membangun dialog dengan parpol lain yang memiliki kesadaran yang sama untuk mengusung kepemimpinan yang selalu turun ke bawah dan selalu berada di tengah rakyat, seperti halnya kepemimpinan Jokowi selama ini.

"Selama ini kami punya tradisi berdialog yang baik dan ini akan terus kami lakukan," ujarnya.

Dalam menentukan bakal cawapres bagi Jokowi, Hasto mengatakan partainya akan melihat dinamika politik dan konfigurasi politik nasional.

Sebelumnya dalam Pembukaan Rakernas III PDI Perjuangan tersebut memutuskan mengusung kembali Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu 2019, yang disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

(Baca juga: Ini kata Jokowi jika terpilih lagi jadi presiden)

"PDI Perjuangan melalui Ibu Megawati Soekarnoputri sudah merespons harapan publik. Jadi, ini sebenarnya semacam pengukuhan kembali, mengingat pada tanggal 14 Maret 2014, Ketua Umum sudah menetapkan Pak Jokowi saat itu sebagai calon presiden," kata Hasto.

Keputusan tersebut, tambah Hasto, juga sudah sesuai dengan tradisi yang dibangun PDI Perjuangan untuk selalu mendorong kader.

"Jadi, mereka yang berprestasi di mata rakyat, maka selalu mendapatkan kesempatan untuk menjabat kembali," demikian Hasto Kristiyanto.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018