Jakarta (ANTARA News) - Arak-arakan barongsai, liong, ondel-ondel, reog Ponorogo, sisingaan, drum band pelajar, dan pemakai kostum pahlawan super serta peragaan busana Nusantara meramaikan perayaan Cap Go Meh di Kecamatan Bekasi Timur, Jumat siang.

Dalam acara itu, patung dewa dari Klenteng Hok Lay Kiong diarak mengelilingi kerumunan penonton yang berjajar di pedestrian Jalan Kenari - Jalan Mayor Oking - Jalan RA Kartini - Jalan Ir H Djuanda - Jalan Agus Salim - Jalan Ir H Djuada dan berakhir di Klenteng Hok Lay Kiong.

Ribuan warga Kota Bekasi menyaksikan pawai Cap Go Meh untuk menyambut Tahun Baru China 2569 yang berlangsung di sejumlah ruas jalan Kecamatan Bekasi Timur itu.

"Kalau saya memang jadi kegiatan rutin setiap setahun sekali nonton pawai Cap Go Meh sama anak dan isteri," kata E Iskandar (34), warga Perumahan Wisma Asri di Kelurahan Bekasi Utara.

"Dari zaman saya kecil pawai ini sudah ada. Senang aja rasanya bisa inget lagi zaman dulu setiap lihat pawai di sini," katanya.

Iskandar, yang bekerja sebagai pemasar di perusahaan properti di Bekasi, sengaja memanfaatkan waktu makan siangnya untuk mengajak keluarga nonton pawai.

"Saya sudah janji sama anak-anak di rumah mau ngajak nonton pawai hari ini, kebetulan jam makan siang dan meeting sama konsumen lagi kosong," katanya.

Sebagian penonton merekam pawai itu menggunakan ponsel, lalu mengunggahnya ke media sosial.

"Ini event yang jarang terjadi di Bekasi. Followers saya harus lihat ini, kalau budaya di Bekasi itu beragam tapi kita akur semua," kata Sudendi (41), warga Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur.

Ketua Yayasan Pancaran Sinar Tri Dharma Ronny Hermawan mengatakan kegiatan kali ini merupakan simbol upaya mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa.

"Di tahun politik ini saya melihat ada pihak-pihak tertentu yang ingin memecah belah masyarakat kita. Tapi saya yakin lebih banyak kelompok yang ingin kita bersaudara. Faktanya hari ini seluruh elemen masyarakat berbaur menjadi satu memeriahkan karnaval ini," katanya.

Ronny mengatakan pawai kali ini merupakan pesta rakyat, bukan untuk kepentingan keagamaan. "Kalau dalam konteks ke-Indonesiaan ini upaya mengimplementasikan secara nyata tentang semangat Bhineka Tunggal Ika. Kita lihat masyarakat senang dengan karnaval ini," katanya.

Ronny mengatakan pawai kali ini berlangsung lebih sederhana dari biasanya karena dituasi perekonomian sedang kurang bagus.

"Kemeriahan acara ini lebih sederhana karena kondisi perekonomian yang kurang bagus. Anggaran kegiatan juga turun sekitar 20-25 persen dari biasanya yang bersumber dari patungan kalangan pengusaha di sekitar Pasar Proyek Bekasi Timur dan sekitarnya," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018