Pekanbaru (ANTARA News) - Kepolisian Resor Meranti mengaku kesulitan mengungkap pelaku pembakar lahan yang menyebabkan ratusan hektare gambut di pesisir Provinsi Riau tersebut terbakar pada Februari 2018 lalu.

Kepala Polres Meranti, AKBP La Ode Proyek usai kegiatan apel Siaga Karhutla 2018 di Pekanbaru, Kamis mengatakan, pada dasarnya penyidik telah mengantongi pelaku pembakar lahan. Namun, para pelaku diduga melarikan diri.

"Proses masih terus berjalan. Orang-orang (terduga pelaku) yang kita panggil kabur (melarikan diri)," kata La Ode kepada wartawan.

Kebakaran lahan di Kabupaten Kepulauan Meranti terjadi lebih dari dua pekan lamanya. Lahan yang terbakar merupakan jenis gambut dengan kedalaman mencapai lima meter. Kebakaran terjadi sekitar dua pekan lamanya sejak awal Februari 2018.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lebih dari 211 hektare gambut di Meranti hangus terbakar. Mayoritas lahan terbakar merupakan lahan kosong milik masyarakat, sementara 50 hektare lainnya berada di areal perusahaan PT Nasional Sagu Prima (NSP).

Namun, hingga kini polisi masih belum berhasil mengungkap pihak yang bertanggung jawab menyebabkan kebakaran tersebut.

La Ode mengatakan, dari hasil penyelidikan diduga kuat bahwa kebakaran berawal dari lahan masyarakat. "Perorangan, lahan terbuka. Di sana kita juga menemukan gubuk-gubuk yang juga terbakar. Kalau lahan perusahaan, itu yang sudah ditanami terbakar," ujarnya.

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau juga telah mengirimkan tim guna membantu proses penyidikan kebakaran lahan gambut di Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti. Namun, tim gabungan juga belum berhasil mengungkap pelaku pembakar lahan tersebut.

Polda Riau sejauh ini menetapkan empat tersangka dari 15 kasus kebakaran lahan dan hutan. Para tersangka yang seluruhnya perseorangan atau petani hortikultura itu ditangkap jajaran Polres Dumai, Rokan Hulu dan Pelalawan.

Dilain sisi, akademisi Universitas Riau mengungkap bahwa kebakaran lahan gambut yang terjadi di Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti lebih parah dibanding data yang disajikan oleh BPBD Riau.

Akademisi sekaligus peneliti Universitas Riau, Dr Sigit Sutikno ST, MT mengatakan, hasil perhitungan yang dilakukan oleh timnya, kebakaran lahan gambut di Meranti mencapai mencapai 1.224 hektare.

Menariknya, data yang disampaikan oleh Sigit juga jauh lebih besar dibanding dengan data total luas kebakaran lahan yang terjadi di seluruh Riau.

BPBD menyatatan, hingga tanggal 26 Februari 2018, data kebakaran di seluruh wilayah Riau yang mencakup 11 kabupaten kota seluas 731,5 hektare. Data BPBD tersebut juga mewakili data dari Satga Karhutla Provinsi Riau.

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018