California (ANTARA News) - Penyanderaan yang terjadi sebuah Panti Jompo di Yountville, California, Amerika Serikat, Jumat (9/3) setempat, berakhir tragis, ketika tiga perempuan dan seorang pria bersenjata mereka ditemukan tewas.

Tragedi itu terjadi meski sepanjang hari petugas kepolisian melakukan pengepungan dari luar fasilitas tersebut, demikian pihak berwenang setempat.

"Ini adalah berita tragis yang kami tidak pernah mengharapkan harus menyampaikkannya kepada publik," kata juru bicara Patroli Jalan Raya Pasifik Chris Childs kepada wartawan di luar fasilitas tersebut di Yountville, sebuah kota indah yang terletak di jantung negara anggur Napa Valley, sekira 97 kilometer dari arah utara San Francisco.

Seorang senator negara bagian yang distriknya mencakup daerah tersebut, Bill Dodd, sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa pria bersenjata itu adalah anggota Pathway Home, sebuah program untuk veteran yang menderita gangguan mental Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) sementara ketiga sandera diyakini sebagai pegawai fasilitas.

Baca juga: Penembak sandera tiga orang di panti jompo California

Baca juga: Trump tuding video game penyebab kekerasan di dunia nyata

Baca juga: Senat Florida tolak rencana persenjatai guru kelas


Peristiwa itu terjadi kurang dari sebulan setelah seorang mantan siswa dengan senapan serbu membunuh 17 orang di sebuah sekolah menengah di Florida.

Pembantaian tersebut menimbulkan gelombang protes yang dipimpin para siswa terkait pembatasan penjualan senjata, guna mengurangi insiden penembakan di AS yang frekuensinya kian menakutkan dalam beberapa tahun terakhir.

Panti Jompo Yountville tersebut menampung sekira 1.000 veteran tentara yang cacat dan tua, dan merupakan fasilitas sejenis terbesar di AS, sementara fasilitas Pathway Home ditempatkan di gedung terpisah.

Pria bersenjata tersebut memasuki gedung Pathway Home sambil membawa sebuah senapan saat pesta perpisahan untuk salah satu karyawan, menurut Larry Kamer, suami dari salah satu administrator program yang mengatakan bahwa dia berbicara kepada istrinya melalui telepon saat selama pelariannya dari insiden tersebut. 

Pewarta: Devi Nindy
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018