Bombana, (ANTARA News) - Nelayan pencari ikan dengan menggunakan alat trawl di Perairan Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, kembali marak sehingga mengakibatkan nelayan lokal mulai kesulitan memperoleh ikan.

"Jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah daerah maupun penegak hukum, takutnya nelayan kecil ini terpancing untuk mengambil tindakan sendiri di laut sana," kata Ketua Komunitas Nelayan Dongkala, Lambale Kecamatan Kabaena Timur, Alimudin pada sejumlah wartawan di Bombana, Selasa.

Padahal, kesepakatan dengan nelayan lokal dengan nelayan yang menggunakan alat trawl sudah pernah dilakukan, namun kini kembali lagi dilakukan.

Ia meminta pemerintah daerah setempat segera mengambil tindakan tegas terhadap keberadaan nelayan yang masih saja menggunakan alat tangkap trawl. Pasalnya, aktivitas nelayan pengguna jaring trawl di perairan Kabaena Timur dan sekitarnya kembali menggeliat.

"Pembiaran penggunaan alat tangkap trawl akan menghadirkan gesekan dan konflik sosial. Terutama antarnelayan di lautan nantinya," ujar Alimudin.

Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir ini, tak sedikit nelayan tradisional kecil di Pulau Kabaena Timur yang mengeluhkan aktivitas nelayan pengguna jaring perangkat ikan yang dinamakan sapurata itu.

"Kasihan, sejak adanya aktivitas nelayan pengguna jaring trawl ini, nelayan lokal tidak lagi mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan kebiasaan sehari-hari, malahan tidak ada hasil sama sekali tiap kali pergi cari ikan," tuturnya.

Hal yang sama juga disampaikan salah seorang tokoh pemuda nelayan Kelurahan Dongkala Kecamatan Kabaena Timur, Kasmin bahwa sejak adanya nelayan dari luar dengan menggunakan alat trawl ini, masyarakat nelayan tradisional tidak lagi melaut karena setiap mereka melaut tidak ada lagi hasil yang diperoleh.

"Ini sama saja memutus kehidupan masyarakat nelayan lokal dalam memenuhi kehidupan sehari-hari mereka," ujar Kasmin.

"Satu dua bulan ini masih tetap belum ada hasil tangkapan nelayan lokal akibat dari alat tangkap trawl ini. Bibit-bibit ikan yang biasanya hidup dalam kelompok besar habis menjauh dari perairan Kabaena Timur," katanya.

Kadis Kelautan dan Perikanan Bombana, Sarif yang di hubungi terpisah belum ada jawaban, dan menurut keterangan dari stafnya masih melakukan perjalanan ke luar daerah.

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018