Idi, Aceh (ANTARA News) - Sekitar 20 kepala keluarga terpaksa mengungsi dari sekitar sumur minyak ilegal yang meledak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu dini hari, karena semburan api masih belum bisa dipadamkan.

Pantau wartawan di sekitar lokasi yang berjarak 40 km dari jalan nasional Banda Aceh-Medan, Rabu, warga pada radius 200 meter harus mengungsi karena bisa tersembur api dari sumur minyak yang meledak itu.

Meskipun seluruh mobil pemadam kebakaran sudah dikerahkan ke lokasi, namun semburan api dari sumur minyak yang tingginya sekitar 70 meter itu tidak bisa dipadamkan.

Petugas pemadam hanya menyiram dua rumah yang ludes terbakar.

Humas Pertamina EP Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Pandi menyatakan, sumur minyak yang menyeburkan api itu tidak mungkin ditutup karena di sekitarnya ada sumur minyak dan gas lainnya.

"Kalau sumur tersebut dipaksa ditutup, dikhawatirkan akan keluar dari sumur lainnya karena di sekitarnya masih ada sumur minyak yang tidak terbakar," kata Pandi.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah daerah Aceh Timur agar semburan api dibiarkan sampai padam sendiri, setelah minyak dan gasnya habis.

Oleh karena itu, warga yang berada pada radius 200 meter dari sumur harus mengungsi, kata dia.

Baca juga:  Korban tewas ledakan sumur minyak di Aceh jadi 15 orang

Di sekitar sumur yang meledak terdapat banyak rumah karena sumur minyak ini memang berada di lahan milik penduduk.

15 orang tewas dan 40 orang lainnya luka kritis akibat tragedi ini.

Para korban luka dilarikan dan dirawat di RSUD Sultan Abdul Azis Syah Peureulak dan RSUD Dr Zubir Mahmud Aceh Timur di Idi dan sebagian ada yang dirujuk ke Banda Aceh dan Medan.

Korban meninggal dunia adalah Nazarulah, Afrizal, Era, Siti Hafsah, Mak Wen, Nini, Rizka, Ery, Sudaryono, Putra Zubir, M. Rafi, Siti Rahay dan Edi Saputra. Semuanya warga Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

Korban luka-luka serius adalah Efendi Hamid (50), Adnan Saputra (30), Irnawan (34), Agussalim (26), Ishak (48), Burhanuddin (38), Suheri (31), Safriadi (25), Haikal Fikri (15), Jumadi Amin (40), Junadi (31), dan Dedi Saputra (25), kesemuanya warga Kabupaten Aceh Timur.

Menurut saksi, kebakaran berawal ketika salah satu sumur minyak sedang menyuling minyak secara tradisional pada kedalaman 100 meter, tiba-tiba terdengar ledakan keras dan mengeluarkan semburan minyak yang membumbung setinggi 70 meter.

Melihat minyak berhamburan dan mengalir ke selokan lalu puluhan warga di sekitar lokasi mengumpulkan minyak, bahkan ibu-ibu membersihkan percikan minyak yang menempel di dinding rumah dan halaman rumah.

Tak lama kemudian tiba-tiba muncul api dan spontan menyambar seluruh percikan minyak yang telah membasahi tanah dan rumah. Warga yang sedang mengumpulkan minyak terperangkap dalam kobaran api. Bahkan dua rumah penduduk di sekitar lokasi juga ikut terbakar.

Baca juga: Identitas sepuluh orang tewas dalam tragedi sumur minyak Aceh



 

Pewarta: Mukhlis
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018