Bogor (ANTARA News) - Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia agar bisa mengekspor ide Islam Wasathiyah (moderat/penengah) ke berbagai belahan dunia, sehingga mampu memperbaiki wajah Islam yang lebih damai dan toleran, kata cendekiawan Azyumardi Azra.

"Kami berbagi pengalaman `Islam Wasathiyah` yang berkembang di Indonesia ini, agar juga menyebar ke tempat lain, menginspirasi," kata Azyumardi Azra yang juga Ketua Steering Committee KTT Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia saat ditemui di Bogor, Rabu (2/5).

Dia optimistis dengan peluang Indonesia untuk berhasil menyebarkan Islam moderat ke seluruh dunia, utamanya ke Timur Tengah dan Asia Selatan dengan potensi yang dimiliki Indonesia. Ke depannya, Indonesia agar bisa melakukan "roadshow" ke berbagai negara dengan membawa ide Islam Wasathiyah dengan ciri damai dan toleran.

Kendati begitu, dia menekankan bahwa kegiatan ekspor ide Islam Wasathiyah itu tidak dilakukan dengan cara menggurui, tapi berusaha untuk dilakukan dengan tukar menukar pengalaman secara rendah hati mengenai materi Islam yang damai.

Dengan cara demikian, kata dia, maka ide-ide Islam Wasathiyah tetap dapat disampaikan dengan cara yang elok sekaligus tanpa memaksa.

Terkait penyebaran ide Islam Wasathiyah, Azyumardi menyebut beberapa kelebihan Indonesia dibanding negara dengan mayoritas muslim lainnya, seperti kondisi kondusif negara sehingga bisa mengekspor ide-ide Islam moderat ke berbagai negara.

Indonesia, lanjut dia, juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik dibanding negara Islam dan negara-negara dengan mayoritas Islam lainnya. Pertumbuhan ekonomi itu akan membuat Indonesia mempunyai fondasi yang baik untuk ikut mengambil peran besar untuk perkembangan Islam moderat di berbagai negara.

"Indonesia memainkan peranan itu, karena Islam itu terbesar di dunia, sehingga memiliki tanggung jawab yang tidak kalah besar. Ekonominya paling baik dibanding negara dengan mayoritas Islam lain," kata dia lagi.

Selain itu, kata dia, Indonesia juga merupakan negara paling stabil dibanding negara Islam dan negara dengan mayoritas muslim lainnya. Jika ada kasus kekerasan itu ada dalam skala kecil atau sekadar insiden lokal.

Dengan modal dasar itu, kata Azra, Islam Wasathiyah tersebar dan diterima dengan baik sekaligus mengurangi citra Islam yang kerap disamakan dengan ajaran kekerasan.

Baca juga: Menanti gaung keadilan untuk Islam dari Bogor

Baca juga: Sepuluh prinsip Islam Wasathiyah, antara lain toleran, tidak esktrim

Baca juga: Presiden minta ulama bersatu sebarkan Islam Wasathiyah

Baca juga: Din: Indonesia ingin arusutamakan wawasan Islam wasathiyah

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018