Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis.

"Saya melakukan kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir untuk mengecek kesiapan, baik personel, alutsista dan asramanya. Kalau ada yang kurang, kami usahakan akan dipenuhi," katanya.

"Di Marinir banyak tank yang sudah tua dan tak layak untuk digunakan. Tank-tank ini akan diganti," kata Ryamizard.

Dalam sambutannya di hadapan ratusan prajurit Marinir, dia menjelaskan enam hal pokok yang menjadi pedoman dasar dalam pembangunan infrastruktur pertahanan negara menuju kekuatan dan postur pertahanan negara yang ideal, efektif dan andal di dalam mengantisipasi berbagai potensi ancaman.

Didampingi Dankormar Mayjen (Mar) TNI Bambang Suswantono, ia antara lain menyebut pentingnya pembangunan komunikasi efektif antara pemimpin dengan anak buah; serta strategi pertahanan negara.

"Perlu penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara sebagai pondasi dasar pertahanan yang bersifat perang semesta atau total warfare," kata purnawirawan Jenderal bintang empat ini.

Sebagai penerus tongkat estafet nilai-nilai kejuangan Generasi-45, ia mengatakan, TNI merupakan organisasi yang solid dan sarat dengan semangat perjuangan, pengabdian dan pengorbanan yang luar biasa dan tanpa pamrih yang dilandasi oleh loyalitas.

"Oleh karena itu, satuan Marinir harus senantiasa menjadi organiasi yang dicintai oleh rakyat. Etos inilah yang kemudian dijabarkan ke dalam Nilai-Nilai Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa profesionalisme TNI terletak pada loyalitas dan ketaatan pada hukum dan peraturan perundang-undangan.

"Hukum harus ditempatkan sebagai Panglima Tertinggi yang harus dihormati," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.

Menteri Pertahanan juga berbicara tentang antisipasi ancaman yang bisa mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan strategi pertahanan yang melibatkan seluruh komponen bangsa.

"Hanya satu kata kunci kekuatan kita dalam menghadapi keniscayaan masuknya berbagai potensi ancaman fisik dan nonfisik, yaitu dengan cara memperkuat identitas dan jati diri bangsa serta membangun persatuan dan kesatuan yang kokoh dan bersinergi dari seluruh komponen bangsa melalui penanaman nilai-nilai Pancasila dan penguatan kesadaran bela negara," katanya.

Program Bela Negara, ia melanjutkan, menjadi penting seiring dengan makin kompleksnya tantangan dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.

"Saya menginstruksikan kepada TNI untuk berperan aktif dalam menyosialisasikan dan melaksanakan program bela Negara ini setiap saat kepada seluruh komponen masyarakat yang berada di wilayah teritorialnya," katanya.

Baca juga:
Pemerintah fokus buat kapal selam sendiri
Alutsista Marinir Perlu Perbaikan

 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018