Kita akan terus mendorong agar mahasiswa kita berinovasi dengan menulis atau menghasilkan produk."
Makassar (ANTARA News) - Empat mahasiswa Kedokteran Gigi Unhas melalui inovasi game android mereka akhirnya mampu membuahkan dua penghargaan di ajang Internasional ITEX di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 - 12 Mei 2018,

Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unhas itu masing-masing Mixelia Ade Novianty (2015), Nurfaisya Riandani (2015), Muhammad Shaad Isra (2014), dan Julian Marchel Nuruwael (2013) melihat jika di Indonesia masih banyak masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak akibat rendahnya pengetahuan masyarakat, baik anak itu sendiri maupun orang tuanya.

"Selama ini, metode edukasi yang sudah ada itu didominasi oleh metode konvensional, misalnya ceramah, poster," kata salah seorang mahasiswa yakni Mixelia Ade Novianty di Makassar, Senin.

Ia menjelaskan, awal lahirnya inovasi ini ketika dirinya bersama teman yang lain berpikir membuat metode edukasi yang lebih menarik, bisa menjangkau berbagai lapisan secara efektif dan efisien. Lahirlah gagasan membuat aplikasi game yang berbasis android. Keempat mahasiswa ini kemudian mengajak Alwi, mahasiswa Teknik Informatika Unhas angkatan 2014.

Para mahasiswa ini kemudian mulai berdiskusi bagaimana mewujudkan gagasan ini.

"Kami melihat bahwa di playstore ada banyak aplikasi game tentang gigi dan mulut yang disukai anak-anak. Akan tetapi, konten edukasinya terbatas. Misalnya game tentang mencabut gigi, atau game tentang cara sikat gigi. Maka kami sepakat untuk membuat game yang lebih lengkap, dengan basis saintifik," jelas Mixelia.

Para mahasiswa ini kemudian melakukan serangkaian riset. Maka dihasilkanlah aplikasi game "Si Manggis Celebes". Selain menjadi alat edukasi kesehatan gigi dan mulut, Si Manggis Celebes juga menjadi alat untuk memperkenalkan Sulawesi Selatan, dengan adopsi tokoh sentral bernama Si Baso.

"Kelebihan game kami ini ada dua. Ini adalah game edukasi pertama di Indonesia yang dibuat dengan basis santifik, berdasarkan riset. Kedua, game ini memiliki fitur yang kami namakan `security parents authorization'. Jika game ini dimainkan oleh anak-anak, maka setelah 30 menit ia akan tertutup secara otomatis. Mengapa 30 menit? Karena dari studi literatur yang kami lakukan, riset menunjukkan bahwa 30 menit itu adalah waktu maksimum bagi anak-anak untuk berhadap dengan screen handphone," sebut Mixelia.

Menurut dia, karya tersebut sebenarnya sudah diperkenalkan pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2017. Karya inovasi ini lolos ke babak final, namun belum berhasil memperoleh medali. Namun, mahasiswa-mahasiswa ini tetap semangat mengembangkan dan menyempurnakan karya inovasi mereka, yang kini telah menjadi produk game.

Dan pada bulan Juli 2017, game ini secara resmi terpampang di Play Store. Kini, game Si Manggis Celebes telah didownload oleh lebih 1.000 pengguna.

Pada ajang ITEX 2018, Mixelia dan rekan-rekan kebanjiran penghargaan. Pada forum paralel World Young Inventors Exhibition (WYIE), Tim Si Manggis Celebes meraih medali perak untuk kategori Education. Selain itu, Mixelia dan kawan-kawan juga memperoleh Special Award dari World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) Taiwan yang juga berpartisipasi pada ajang tersebut.

ITEX 2018 - WYIE sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh MINDS (Malaysian Invention and Design Society) sejak tahun 1989. Setiap tahun, ajang ini menarik berbagai pihak (baik universitas, lembaga penelitian, pihak industri dan swasta) dari Asia dan Eropa.

Sementara Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, Dr drg. Nurlindah Hamrun, MKes yang turut mendampingi mahasiswanya berlaga di WYIE mengemukakan dewasa ini mahasiswa-mahasiswa kedokteran gigi terus berpacu mengembangkan prestasi di forum nasional dan internasional.

"Kita akan terus mendorong agar mahasiswa kita berinovasi dengan menulis atau menghasilkan produk," ujarnya.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018