Surabaya (ANTARA News) - Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur mengecam aksi teror yang melibatkan perempuan dan anak-anak yang terjadi di sejumlah tempat di Surabaya, karena mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan.

"Anak yang dibawa pelaku sejatinya adalah korban orang tua, sebab mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan," kata Ketua PW Aisyiyah Jatim, Hj Siti Dalilah Candrawati, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa.

Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim, kata dia, turut berbelasungkawa untuk seluruh korban teror, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, dan mendukung negara dalam upaya pemulihan keadaan.

"Rumah ibadah, rumah tempat tinggal, sekolah, lingkungan tempat kita beraktifitas adalah sarana yang harus terbebas dari tindak permusuhan, kekerasan, intoleransi, kedzaliman, dan terorisme," tuturnya.

Oleh karena itu, Aisyiyah menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang, menyaring informasi, dan tidak mudah terprovokasi, serta senantiasa menebar pesan damai dan Islam yang memberi rahmat bagi seluruh semesta.

"Kami mendorong seluruh pihak yang berkepentingan untuk bergandengan tangan, menyusun formula strategis mencegah bibit ekstrimisme tumbuh di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat," katanya.

Aisyiah, kata dia, akan selalu berdiri bersama seluruh pihak yang memperjuangkan kemanusiaan dan kedamaian di dunia, dan bersama mengecam keterlibatan anak-anak dan perempuan yang mengguncang nurani dan nalar sebagai manusia.

Baca juga: Rektor: pelaku teror bom "DO" dari Unair

Baca juga: Kapolri: pelaku bom Polrestabes merupakan satu keluarga

Baca juga: Jokowi: pelaku pengeboman gunakan anak-anak dalam beraksi

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018