Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir melantik peneliti fisika berprestasi Indonesia Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Pelantikan sesuatu yang rutin, bentuknya amanah, sehingga harus dijalankan sebaik-baiknya," kata Menristekdikti saat melantik Kepala LIPI baru di Auditorium Utama LIPI Pusat, Jakarta, Kamis.

Laksana Tri Handoko menggantikan Plt. Kepala LIPI Prof. Dr. Bambang Subiyanto.

Sebagai Kepala LIPI, menurut dia, tentu harus bekerja keras dalam persaingan di era Industri 4.0, terlebih situasi saat ini harus bisa mengangkat marwah LIPI sebagai pusat ilmu pengetahuan nasional.

Tanggung jawab utama yang diemban LIPI adalah menciptakan tata pemerintahan yang baik mencakup transparansi, kesadaran, akuntabiltas, dan bertanggung jawab. Elemen ini menjadi tumpuan mengelola lembaga pemerintah yang memiliki banyak aturan.

"Tetapi tidak boleh terbelenggu pada aturan tersebut tetapi harus menciptakan inovasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia, baik ilmu sains maupun sosial," lanjutnya.

Nasir dalam kesempatan sama mengucapkan terima kasih pada Plt Kepala LIPI Bambang Subiyanto yang menjalankan masa transisi dengan baik, menggantikan almarhum Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain.

Plt. Kepala LIPI sebelumnya Bambang Subiyanto mengucapkan rasa syukur dan selamat atas terpilihnya Kepala LIPI yang baru.

"Saya berharap Pak Handoko ke depan mampu membawa LIPI dan iptek di Indonesia menjadi lebih maju lagi. Sebab, menjadi Kepala LIPI haruslah orang yang visioner dan mampu menempatkan iptek menjadi bagian penting dari negeri ini," kata Bambang.

Kepala LIPI baru

Ilmuwan yang akrab disapa Handoko itu menjadi Kepala LIPI setelah melewati proses panjang seleksi terbuka yang mulai diumumkan dalam laman ristekdikti.go.id pada 22 Desember 2017.

Perjalanan Handoko sebagai seorang ilmuwan Indonesia diraih setelah mengenyam pendidikan S1 hingga S3 di Jepang. Untuk S1, Handoko memperoleh gelar dari Komamoto University, Jepang.

Sedangkan, S2 hingga S3 ditamatkan di Hiroshima University, Jepang. Pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini menjadi bagian dari LIPI sejak 2002.

Sederet prestasi yang membanggakan pun mengiringi perjalanannya sebagai seorang peneliti. Sebut saja, dari 1999 hingga sekarang, Handoko setidaknya telah memperoleh penghargaan ilmiah sebanyak 14 kali.

Antara lain, Simons ICTP Associate Fellow (periode 2014-2019) yang diperoleh tahun 2013, PII Adhidarma Profesi Award pada 2010, Penemuan Baru yang Bermanfaat bagi Negara pada 2010, The 400 most highly cited papers of All Time in High Energy Physics pada 2010.

Selain itu, Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009 (Ilmu Pengetahuan) pada 2009, 101 Inovasi paling Prospektif pada 2009, Satyalancana Wira Karya untuk Sains pada 2009, Achmad Bakrie Awad untuk Bidang Sains pada 2008, Asia Pacific ICT Award (e-Gov & Services) pada 2006.

Kemudian, Habibie Award untuk Bidang Ilmu Dasar pada 2004, Asia Pacific ICT Award (Research & Development) pada 2004, Asia Pacific ICT Award (Education & Training) pada 2003, Peneliti Muda Indonesia Bidang Ilmu Dasar pada 2002, dan Humboldt Fellow pada 1999.

Handoko telah memiliki pengalaman birokrasi yang memadai, yakni menjadi Kepala Grup Fisika Teori dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika LIPI sejak 2002 hingga 2012. Bapak dua anak ini juga diamanahi menjadi Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI dari 2012 hingga 2014.

Sebelum menjadi Kepala LIPI, Handoko merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI sejak 2014. Selain itu, Handoko juga memiliki pengalaman akademis yang baik.

Dia menjadi pengajar di Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2002 hingga 2004. Lalu, dia juga menjadi pengajar di Departemen Fisika, Universitas Indonesia (UI) sejak 2002 hingga sekarang.
 

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018