Jakarta (ANTARANews) - Mengisi waktu menjelang buka puasa bersama, Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memberi tausiyah tentang cara mengingatkan atau menegur atasan menurut ajaran Islam, sesuai yang dicontohkan Nabi Musa AS.

“Kalau kita akan memperbaiki seseorang, jangan berprasangka dulu, itu dilarang (dalam ajaran Islam),” ujarnya sebelum buka bersama dengan pemimpin redaksi media nasional di Jakarta, Kamis.

Dengan mengenakan baju koko warna putih sendal jepit kulit, dilengkapi kopiah di kepala, Arcandra nampak sangat siap didaulat untuk memberi kultum (kuliah tujuh menit) sebelum magrib. 

Menurut dia, sebagian besar masyarakat muslim mengingatkan pimpinan atau atasan mereka dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti berprasangka buruk dulu, kemudian mencari-cari kesalahannya, dan bergunjing atau ghibah di belakang pimpinan mereka.

“Padahal manusia pasti ada kesalahannya, jangan dicari-cari,” kata insinyur teknik mesin dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Ajaran Islam, lanjut dia, telah memberi contoh bagaimana menegur pimpinan, seperti yang dilakukan Nabi Musa AS ketika akan mengingatkan Firaun bahwa sang raja telah melampaui batas.

“Sebelum mengingatkan Firaun, Nabi Musa berdoa kepada Allah,” ujar Arcandra. 

Doa tersebut tertuang dalam surat Thaha ayat 25-28 yang artinya “Ya Allah lapangkan dadaku. Dan Mudahkan untukku urusanku. Dan lepaskan kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

Dalam doa itu, Nabi Musa meminta Allah memperbaiki dirinya dulu, sebelum ia memperbaiki orang lain, sehingga yang keluar adalah kata-kata yang lembut dan indah saat mengingatkan orang lain. 

“Dalam memberikan massukan gunakan kata-kata yang indah,” ujar Arcandra yang sempat menjadi Menteri ESDM pada  27 Juli - 15 Agustus 2016, menggantikan Sudirman Said.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018