Riyadh, Arab Saudi, (ANTARA News) - Koalisi pimpinan Arab Saudi, yang terlibat dalam perang di Yaman, pada Rabu (13/6) mengumumkan "pembebasan" Kota Hodeidah, setelah anggota milisi Al-Houthi tidak mengacuhkan masa pengampunan jika mereka meninggalkan kota.

Juru Bicara Koalisi Kol. Turki Al Maliki mengatakan kepada stasiun televisi Al Hadath bahwa anggota milisi Syiah mengagalkan semua upaya politik untuk menyerahkan kota tersebut.

Ia menyatakan pasukan koalisi bergerak maju di berbagai daerah, terutama ke arah bandar udara, daerah yang dipasangi ranjau oleh gerilyawan, demikian laporan Xinhua. Ia mengkonfirmasi bahwa pasukan tersebut berada enam kilometer dari bandar udara.

Ia mengatakan mereka menghindari gerak maju cepat untuk melindungi keselamatan warga sipil. "Kami memiliki rencana menyeluruh guna menangani semua skenario di lapangan dan kami menahan banyak anggota Al-Houthi."

Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi pada Rabu menyeru militer Yaman dan pasukan perlawanan rakyat --yang dibantu oleh koalisi militer Arab-- agar memilih aksi militer guna membebaskan Kota dan Pelabuhan Hodeidah, yang berada di Yaman Barat.

Hadi mengatakan situasi di gubernuran itu berada di ambang bencana kemanusiaan, yang tak bisa diabaikan akibat perbuatan gerilyawan Syiah Al-Houthi dengan sifat keras kepalanya dalam upaya mewujudkan penyelesaian politik untuk mengakhiri krisis Yaman.

(C003)

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018