Tigaras, Simalungun (ANTARA News) - Ibu Farni (56), warga Pematang Siantar, Sumatera Utara, menangis tersedu-sedu ketika melihat sejumlah daftar penumpang kapal yang hilang dalam insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Antara di Posko Utama, Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sabtu, melaporkan, Ibu Farni hampir saja jatuh pingsan di posko tersebut, ketika mengetahui anaknya bernama Yugo Julianto, masuk dalam daftar penumpang yang hilang dan belum ditemukan.

"Biarkan, mamak mencari hingga dapat Julianto yang hilang di Danau Toba. Mamak rindu sama anak mamak itu, dan jangan dihalangi," ujar Farni dengan wajah sedih dan berurai air mata.

Menurut Farni, sebelum musibah itu terjadi, Julianto sempat memberitahunya bahwa dia akan "jalan-jalan" dengan rekannya ke Danau Toba.

Sementara Agus Iriansyah, adik kandung Julianto, mengatakan bahwa Julianto berangkat dari Pematang Siantar bersama puluhan rekannya dengan tujuan ke lokasi objek wisata Danau Tuba.

Baca juga: Pencarian hari keenam, tim SAR tak temukan jasad korban

Namun kemudian, ada kabar bahwa Julianto menumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Tigaras, di wilayah Kabupaten Simalungun.

"Saya berharap tim gabungan itu agar mencari hingga dapat para penumpang kapal yang belum ditemukan. Dan jangan dulu dihentikan," kata Agus.

Sebelumnya, Kapal kayu KM Sinar Bangun mengangkut ratusan penumpang, diperkirakan tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB.

KM Sinar Bangun mengalami musibah akibat pengaruh cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak cukup besar.

Hingga kini, tercatat 19 orang penumpang KM Sinar Bangun ditemukan selamat dan tiga orang meninggal dunia, yakni Tri Suci Wulandari, Aceh Tamiang, Fahrianti (47) warga Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai, dan Indah Yunita Saragih (22) warga P. Sidamanik.

Baca juga: Keluarga korban saksikan acara adat Danau Toba "gondang batak"

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018