Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Tito Karnavian dinilai sebaiknya melanjutkan tugasnya dalam memperbaiki lembaga yang dipimpinnya terkait namanya yang disebut-sebut masuk dalam bursa calon wakil presiden.

"Saya berpandangan, umur dari Kapolri Tito Karnavian masih muda, jadi sebaiknya menuntaskan perbaikan kepolisian kita secara baik, sehingga pelayanan publik tidak ada lagi pungli sekecil apa pun," kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, di Jakarta, Sabtu.

Ia menilai, Tito Karnavian telah membawa perubahan dan cepat menindak anak buahnya yang melakukan pelanggaran, misalnya kasus perwira polisi yang menendang perempuan diduga mencuri di tokonya telah dicopot.

Perubahan tersebut dikatakan Emrus menumbuhkan harapan bangsa tentang pemimpin polisi yang baik.

Pengabdian kepada negara, ujar Emrus, tidak harus dengan menjadi wakil presiden, kapolri pun merupakan jabatan strategis untuk bangsa dan negara.

Selain itu, ia menyebut Tito Karnavian tidak memiliki dukungan partai untuk maju dalam kontestasi pemilihan capres-cawapres pada 2019.

Dalam jangka waktu pendek menuju pendaftaran calon presiden dan wakilnya, hingga kini pun Tito Karnavian tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengundurkan diri, sehingga dinilai tidak memiliki niatan untuk mencalonkan diri.

"Meski begitu, dinamika politik cair tergantung diskusi kepentingan politik partai, apakah dia dilirik atau tidak kita lihat ke depan," ujar Emrus.

Berdasarkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dilaksanakan setelah pilkada dari 28 Juni sampai 5 Juli 2018, sebanyak 32,6 persen responden menilai Kapolri Jenderal Tito Karnavian dapat menjadi cawapres Jokowi yang akan membantu pemerintah kuat secara hukum, disusul Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko dengan angka 29,04 persen.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018