Musi Banyuasin (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, telah  melakukan berbagai upaya untuk memelihara kawasan Taman Nasional (TN) Sembilang yang telah mendapat pengakuan UNESCO demi mencapai status cagar biosfer. 

"Untuk menjaga kawasan Taman Nasional Sembilang yang kini masuk nominasi sebagai salah satu cagar biosfer baru, pihaknya melakukan inovasi dan terobosan dalam menjaga lingkungan dan mengimplementasikan pembangunan hijau berkelanjutan," kata Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex, di Sekayu, Rabu.

TN Sembilang masuk nominasi dalam sidang ke-30 "The Man and Biosphere International Co-ordinating Council (MAB-ICC) UNESCO" sebagai cagar biosfer baru, bersama Betung Kerihun Danau Sentarum, serta Kapuas Hulu dan Rinjani, Lombok. 

"Kami bersama-sama Pemerintah Provinsi Sumsel berkomitmen untuk terus berupaya menjaga kawasan Berbak. Kawasan Taman Nasional Sembilang agar tetap lestari dan mewujudkan hal itu menjadi cagar biosfer," ujarnya.

Pengembangan cagar biosfer untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan kelestarian sumber daya hayati dan ekosistemnya yang berbasis multi pihak dan lintas sektoral diharapkan bisa berjalan dengan baik di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, kata Dodi.

Dia menjelaskan dalam sidang ke-30 MAB-ICC akhir Juli 2018, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Prof Enny Sudarmonowati selaku Ketua Komite Nasional MAB UNESCO mengharapkan bisa menambah tiga wilayah sebagai cagar biosfer baru.

Sehingga bisa menambah 11 cagar biosfer yang telah ada di Indonesia atau 669 cagar biosfer yang tersebar di 120 negara di dunia, ujar Bupati Musi Banyuasin.

Baca juga: Taman Nasional Sembilang akan dijadikan cagar biosfer

Baca juga: Menlu: pengelolaan cagar biosfer wujud pembangunan berkelanjutan

 

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018