Jakarta (ANTARA News) - Forum Perdamaian Dunia (World Peace Forum/WPF) ke-7 menghasilkan enam komitmen yang tercantum dalam draf Pesan Jakarta, salah satunya untuk bekerja sama mengarusutamakan Jalan Tengah sebagai kerangka penuntun bagi peradaban dunia yang lebih baik.

"Kami berkomitmen untuk bekerja sama untuk mengarusutamakan Middle Path (Jalan Tengah) sebagi konsep yang membimbing peradaban dunia yang harus diimplementasikan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya," kata Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja sama antar Agama Din Syamsudin saat membacakan draf Pesan Jakarta dalam konferensi pers WPF ke-7 di Jakarta, Kamis. 

Saat ini,  draf Pesan Jakarta tentang Jalan Tengah untuk Peradaban Dunia akan disempurnakan meskipun pada dasarnya tidak ada perubahan signifikan, hanya ada penambahan poin sesuai masukan dari para peserta antara lain terkait pendidikan, inklusifivitas dan keterlibatan pemuda.

WPF juga berkomitmen untuk mendorong negara dan bangsa untuk mengambil tanggung jawab untuk menyiapkan aturan dan mekanisme untuk pelaksanaan Jalan Tengah di negara masing-masing.

Sebanyak 250 tokoh dari 43 negara menyepakati komitmen untuk mendorong para pemuka agama untuk memberikan contoh, mempromosikan, dan memimpin pelaksanaan Jalan Tengah di komunitas masing-masing.

Kemudian, WPF berkomitmen untuk mendorong akademisi dan cendekiawan untuk melakukan penelitian menyeluruh dan ekstensif dan mendidik di Jalan Tengah.

Para peserta WPF juga berkomitmen untuk mendorong orang untuk terus melaksanakan prinsip-prinsip Jalan Tengah dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Komitmen lain yang disepakati adalah mendorong para pemangku kepentingan untuk mengambil inisiatif untuk meluncurkan gerakan global pada implementasi Jalan Tengah di komunitas mereka masing-masing.

Pesan Jakarta menyoroti bahwa peradaban dunia terus menghadapi krisis, seperti masalah kekurangan energi pangan, bencana lingkungan, degenerasi moral yang mengarah kepada ketiadaan perdamaian; ketidakadilan meluas; kemiskinan ekstrem; buta huruf yang belum terpecahkan; teologi egosentris; dan diskriminasi sosio-ekonomi, rasial, dan agama; yang semuanya dengan serius mengancam peradaban;

Krisis-krisis tersebut juga mengarah pada egosentrisme, primordialisme dan populisme politik berdasarkan agama atau suku dan etnis, yang mengakibatkan melemahnya demokrasi di banyak negara di mana berbagai bentuk intoleransi, ekstremisme, kekerasan dan terorisme terbukti membawa pelanggaran dan penghancuran kekuasaan hukum dan hak asasi manusia, ketidakadilan politik dan ketimpangan ekonomi.

Jalan Tengah diyakini sebagai pendekatan atau konsep yang mengandung nilai-nilai positif seperti toleransi, inklusivitas, keseimbangan dan keadilan yang menjadi solusi bagi krisis peradaban dunia. Dengan konsep Jalan Tengah, semua bangsa berusaha menciptakan peradaban dunia yang lebih adil, damai, dan harmonis. 

Baca juga: Forum Perdamaian Dunia Ke-7 hasilkan Pesan Jakarta
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018