Jakarta (ANTARA News) - Komunitas Bela Indonesia (KBI) mengharapkan agar nilai-nilai Pancasila dapat disosialisasikan atau digaungkan kembali untuk mencegah ancaman terorisme. Selain itu menjadikan ideologi negara tetap sebagai perekat keragaman bangsa dan sebagai identitas nasional.

Harapan tersebut terungkap dalam pelatihan Juru Bicara Pancasila oleh KBI di Bogor pada 31 Agustus - 3 September 2018. Pelatihan diisi penguatan isu kebangsaan, skill penulisan, berdebat, dan manajemen media sosial.

Pelatihan itu diikuti 40 orang peserta yang targetnya 1.000 peserta berasal dari beragam latar belakang seperti aktivis mahasiswa, perwakilan dari organisasi keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga penghayat kepercayaan.

Anick HT, koordinator program KBI dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, menyatakan bahwa pelatihan ini dibuat mengingat ancaman intoleransi dan terorisme saat ini sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan, yakni melibatkan keluarga, termasuk anak-anak kecil.

Untuk itu, Pancasila sebagai ideologi bangsa yang menjadi perekat terbaik yang dimiliki bangsa ini perlu didengungkan ulang, bahkan "dimarketingkan".

Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menemukan data yang mengkhawatirkan. Sejak tahun 2005, lalu 2010, 2015 hingga 2018, warga pro Pancasila terus menurun dari 85,2 persen menuju 75,3 persen. Selama 13 tahun terakhir, dukungan warga kepada Pancasila menurun sekitar 10 persen. Di sisi lain, di era yang sama, pendukung NKRI bersyariah naik 9 persen. Publik yang pro NKRI bersyariah tumbuh dari 4,6 persen (2005) menjadi 13,2 persen (2018).

Pengelolaan media sosial menjadi salah satu titik tekan penting dalam pelatihan ini. "Beberapa riset menunjukkan, di dunia media sosial saat ini ternyata follower para influencer atau tokoh masyarakat yang menyebarkan konten negatif lebih banyak daripada yang kontennya positif," ujar Anick.

Pelatihan ini dipersiapkan dengan serius untuk membuat juru bicara yang ditargetkan 1.000 orang dari 25 provinsi melakukan kerja-kerja kebangsaan secara sistematis dan masif.

Komunitas Bela Indonesia sendiri telah memproduksi buku rujukan utama berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim.

Di samping itu, menurut penjelasan Anick HT, mereka juga menyiapkan seluruh materi, baik isu maupun skill, berupa "slide power point" maupun dalam bentuk serial video, untuk dimanfaatkan oleh khalayak yang hendak mengadakan pelatihan sejenis di manapun.

"Kami ingin sebanyak mungkin elemen bangsa ini peduli terhadap keutuhan dan kedamaian negeri ini. Dan setelah peduli, lalu melakukan sesuatu, sekecil apapun. Jika Anda berminat, ikuti informasinya di akun kami: @jaringankbi," papar Anick mengakhiri perbincangan.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018