Pendidikan yang mampu menggerakkan Maluku makin baik. Sumberdaya alam di laut harus kita eksplorasi untuk kepentingan masyarakat Maluku,
Langgur, Maluku Tenggara, (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, dalam mengelola sektor perikanan yang menjadi unggulan di Maluku, maka perlu ada integrasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah dan industri.

"Kita ingin melihat potensi alam yang begitu besar bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Caranya pendidikan tinggi harus terintegrasi dengan pemerintah dan industri," kata Menristekdikti saat memberikan kuliah umum di Politeknik Perikanan Negeri Tual, Maluku Tenggara, Rabu.

Lebih lanjut Nasir mengatakan, daerah Tual harus menjadi pemimpin di sektor perikanan karena melimpahnya sumberdaya alam tersebut.

"Masalah perikanan harusnya Tuallah yang jadi pemimpin," kata dia.

Nasir memandang Maluku sebagai lumbung perikanan Indonesia juga lumbung pangan laut terbesar di Indonesia bahkan dunia, tapi kehidupan masyarakat belum sepenuhnya sejahtera dari sektor perikanan tersebut.

"Kebijakan presiden yang ditugaskan ke Kemenristekdikti selalu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indonesia tidak hanya jawasentris tapi juga daerah lain, maka kita harus lihat daerah 3T," katanya.

Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang di dunia sementara ekspor perikanan nomor empat di Asia Tenggara. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi perikanan belum dikelola dengan baik, maka sektor maritim bagian sangat penting yang harus disiapkan.

Agar sumberdaya maritim tersebut bisa dikelola dengan optimal adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan khususnya Politeknik Perikanan Negeri Tual.

"Pendidikan yang mampu menggerakkan Maluku makin baik. Sumberdaya alam di laut harus kita eksplorasi untuk kepentingan masyarakat Maluku," ujar Mohamad Nasir.*

Baca juga: Menristekdikti: negara maju karena inovasi

Baca juga: Menteri Nasir: perlu perubahan cara pandang para pemimpin

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018