Jakarta (ANTARA News) - Cendekiawan muslim Prof Azyumardi Azra mengajak umat Islam Indonesia untuk berhijrah meninggalkan hal-hal buruk di tengah era kemajuan teknologi informasi seperti adu domba, hoaks, dan ujaran kebencian menuju terciptanya kedamaian, kerukunan, kemajuan, dan keutuhan NKRI.

"Ini penting karena akhir-akhir ini media sosial penuh dengan hoaks, ujaran kebencian, provokasi, insinuasi (sindiran), dan propaganda radikalisme yang bisa mengancam keutuhan NKRI," katanya di Jakarta, Rabu. 

Menurut dia, makna hijrah yang diajarkan Rasulullah SAW adalah menciptakan kedamaian, kerukunan, kehidupan yang lebih baik,  dan meninggalkan perilaku merusak, yang dalam era sekarang termasuk mengirim hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah di media sosial.

"Kita harus tinggalkan itu, semua ini untuk memelihara NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Pancasila," ujar Azyumardi.

Ia menilai perilaku menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, adu domba adalah perilaku jahiliyah yang dikuasai nafsu angkara murka.

Untuk itu, menurut dia, semua pihak harus menjadikan tahun baru hijriah untuk membuat resolusi, kebulatan tekad dalam diri masing-masing untuk meninggalkan hal-hal jahiliyah menuju kebenaran yang berorientasi penciptaan perdamaian dan kerukunan dalam masyarakat. 

"Juga meningkatkan rasa saling menghargai satu sama lain terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada," kata Guru Besar Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Ia menyayangkan akhir-akhir ini pengertian hijrah banyak dipelesetkan seiring konflik yang terjadi di Timur Tengah dan Asia Selatan, yakni pindah ke negara lain untuk mendukung kelompok garis keras seperti ISIS.

"Hijrah bukan pengertian seperti itu. Kalau ada orang yang mengatakan hijrah artinya pergi ke wilayah ISIS atau wilayah lain seperi Boko Haram di Nigeria, itu tidak benar. Hijrah itu untuk tujuan perdamaian, kebaikan, perbaikan kehidupan," katanya.

Baca juga: Din harapkan Tahun Baru Islam jadi momentum hijrah mental

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018