Jakarta, (ANTARA News) - Utusan Khusus Presiden RI Untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Prof. Din Syamsuddin mengatakan perlu ada kerja sama yang konkret antara masyarakat Afrika Selatan dan Indonesia di bidang pendidikan dan keagamaan. 

“Saya melihat, pemerintah Indonesia sangat mungkin membantu membangun dan mengembangkan institusi pendidikan Islam di Afrika Selatan ini. Selain itu, di bidang sertifikasi halal juga sangat mungkin dijalin kerja sama,” tutur Din dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Din menyampaikan pendapatnya dalam dialog dengan tokoh lintas agama dan tokoh adat Afrika Selatan di Cape Town, Senin (17/9). 

Din juga menjelaskan bahwa Pancasila menjadi dasar hubungan antar umat beragama di Indonesia. Din menggarisbawahi, prinsip Bhineka Tunggal Ika merupakan perekat bangsa Indonesia yang majemuk. 

“Prinsip berbeda-beda tetapi satu jua menjadi fondasi kerukunan di Indonesia,” kata dia.

Presiden Muslim Judicial Council MJC Syekh Irafaan Abrahams menyambut baik gagasan kerja sama antara Indonesia dan Afrika Selatan. Ia juga menilai Indonesia merupakan contoh yang tepat bagi dunia dalam bidang kerukunan antar-agama. 

Selain itu, Syekh Irafaan mengapresiasi upaya Indonesia mempromosikan wasatiyat Islam (Islam yang moderat) dan prinsip jalan tengah kepada dunia. 

Dalam kunjungannya ke Afrika Selatan, Din Syamsuddin juga mengunjungi Makam Syekh Ismail Dea Malela (ulama asal Sumbawa, NTB) di Simon’s Town dan Makam Syekh Yusuf (ulama asal Makassar) di distrik Macassar Cape Town. 

Din juga menyampaikan tawaran untuk berkunjung dan belajar di Indonesia, serta tawaran beasiswa dari Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Pamangong, Sumbawa, NTB kepada umat Islam di Afrika Selatan, terutama yang memiliki garis keturunan dari ulama di Indonesia.

Dialog yang diinisiasi oleh Muslim Judicial Council (MJC) tersebut dihadiri oleh sekitar 50 orang tokoh Muslim, Kristen, Katolik, Buddha, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat di bidang lintas agama. 

Antara lain Uskup Templeton dari Interfaith Community, Uskup Motsolo dari Penganut Ajaran Tradisional, Maulana Abdul Khaliq Allie, Syekh Riyad Fataar, anggota Parlemen Afsel Shahid Esau, Sejarawan Prof. Ebrahiem Rhoda,  Ihsaan Taliep dan sejumlah kalangan bisnis dan komunitas adat di Cape Town.*

Baca juga: Forum Perdamaian Dunia dihadiri perwakilan 40 negara

Baca juga: Ulama dan cendekiawan KTT Islam Wasathiyah sepakati "Bogor Message"


 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018