tim pencarian dan pertolongan juga kesulitan memasukkan alat berat ke lokasi bencana karena akses menuju ke sana terputus
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Biro Perencanaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Abdul Haris mengatakan wilayah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah yang luas menjadi salah satu kendala proses pencarian dan pertolongan.

"Selain itu, tim pencarian dan pertolongan juga kesulitan memasukkan alat berat ke lokasi bencana karena akses menuju ke sana terputus," kata Haris alam Forum Merdeka Barat 9 bertema "Update Tanggap Bencana Sulteng" di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Haris mengatakan aliran listrik yang terbatas juga menjadi kendala tersendiri. Untuk melakukan pencarian dan pertolongan, tim gabungan hanya mengandalkan pasokan listrik dari generator set.

Baca juga: Jenazah korban gempa di Petobo kembali dievakuasi

Meskipun menghadapi beberapa kendala, personel Basarnas bersama potensi SAR terus mengupayakan melakukan pencarian dan pertolongan.

"Total personel kami 477 orang, dengan rincian 295 orang dari Basarnas dan Kantor SAR dari Palu, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, Kendari, Gorontalo dan Manado, serta 182 potensi SAR dari Jakarta dan berbagai kantor SAR," jelasnya.

Dengan kekuatan itu, personel Basarnas dan potensi SAR telah berhasi menyelamatkan 86 orang dan mengevakuasi 442 korban meninggal dunia.

Haris menjadi salah satu narasumber dalam Forum Merdeka Barat 9 bertema "Update Tanggap Bencana Sulteng".

Selain Abdul Haris narasumber lainnya adalah Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Perwira Bantuan I Asisten Operasi TNI Kolonel Pnb Danet Hendriyanto dan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Daryono.

Baca juga: BNPB: korban meninggal gempa-tsunami Sulteng 1.424 orang

Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
  
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.

BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB. 

Baca juga: 1.609 pengungsi Palu tiba di Makassar

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018