Oktober 2018 terjadi kejutan dengan jumlah riset mencapai 20.000
Pasuruan (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan peningkatan riset perguruan tinggi di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.

"Ketika saya awal menjadi menteri, riset perguruan tinggi hanya 5.200 per tahun. Oktober 2018 terjadi kejutan dengan jumlah riset mencapai 20.000," kata Nasir saat memberikan orasi ilmiah di hadapan wisudawan Universitas Yudharta Pasuruan di Pasuruan, Minggu.

Nasir mengatakan saat dia awal menjadi menteri, jumlah riset perguruan tinggi Indonesia 5.200 per tahun masih di bawah Thailand (9.500), dan Singapura (19.000).

Saat menjabat sebagai menteri, dia melakukan berbagai upaya perbaikan, salah satunya mendorong dosen untuk melakukan penelitian.

"Oktober 2018, riset Indonesia 20,000, Singapura 16.000 dan Thailand 12.000. Padahal, selama 20 tahun, jumlah riset Indonesia tidak pernah bisa mengalahkan Thailand," jelasnya.

Karena itu, untuk meningkatkan daya saing Indonesia, pengajar di perguruan tinggi harus melakukan publikasi riset. Namun, publikasi saja tidak cukup karena juga harus diikuti dengan inovasi.

"Kita hidup di era revolusi industri 4.0. Kita mengalami perubahan yang sangat drastis," ujarnya.

Menurut Nasir, revolusi industri 4.0 telah membawa lompatan teknologi yang lebih pesat daripada sebelumnya.

"Lompatan teknologi itu kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dulu kalau mau naik kendaraan umum, kita harus menunggu di pinggir jalan. Saat ini, dengan Gojek, kita bisa mengirim pesan langsung kepada pengemudi dan dijemput di rumah," tuturnya.

Baca juga: Menristekdikti: pendidikan tinggi belum tingkatkan kompetensi lulusan
Baca juga: Menristekdikti terbitkan peraturan pendidikan jarak jauh

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018