Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan dukacita  mendalam atas jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dalam penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang, Senin.

"Mari kita berdoa untuk para korban meninggal semoga diampuni dosanya, diterima amalnya, dan untuk keluarga diberikan ketabahan," kata Ketua PBNU Robikin Emhas dalam pernyataan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Ia mengajak semua pihak untuk menghindari spekulasi, terlebih menyebarkan hoaks terkait jatuhnya pesawat itu.

"Kita percayakan kepada otoritas yang ada untuk melakukan penyelidikan menyeluruh sebab-sebab jatuhnya pesawat tersebut," katanya.

Robikin juga mengimbau semua pihak berempati serta tidak menjadikan kecelakaan pesawat itu sebagai objek bagi kepentingan pribadi maupun kelompok.

"Jangan pula jadikan musibah sebagai instrumen kampanye, baik pilpres maupun pileg," kata Robikin.

Pesawat dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB. Sebelum hilang dari radar, kru pesawat sempat meminta untuk membawa kembali pesawat ke pangkalan.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP itu berangkat dari Soekarno-Hatta pukul 06.10 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkal Pinang pukul 07.10 WIB. Basarnas memastikan pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Baca juga: Hoaks resahkan keluarga korban pesawat jatuh

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018