Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Sekitar 87.000 korban bencana masih bertahan di tempat-tempat pengungsian yang ada di Kota Palu menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Korban umumnya mengungsi di tempat-tempat pengungsian di setiap kelurahan maupun kecamatan terdampak bencana, dan sebagian di depan rumah mereka yang rusak ringan sampai berat akibat gempa yang memicu tsunami dan likuifaksi pada 28 September.

"Jumlah ini sudah mengalami penurunan dibanding minggu-minggu awal pascabencana," kata Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon saat dihubungi di Palu, Senin.

Ia menambahkan pada pekan-pekan setelah bencana melanda kota berpenduduk hampir 400.000 orang itu jumlah warga yang mengungsi sampai 98.000-an orang.

Presly mengatakan jumlah pengungsi akan berangsur menyusut seiring dengan membaiknya kondisi kota, termasuk keadaan sosial, ekonomi dan keamanannya.

"Bagi warga yang masih memiliki rumah dan rumahnya hanya rusak ringan namun masih mengungsi, kita perlu memberikan semacam edaran agar dapat kembali ke rumahnya," ujarnya.

Dia menjelaskan pula bahwa saat ini jumlah laporan mengenai kekurangan bantuan kebutuhan pokok semakin berkurang.

"Tidak banyak lagi yang melapor. Jika masih ada yang melapor kami akan langsung turun ke titik pengungsian yang dilaporkan agar bantuan yang disalurkan benar-benar tepat sasaran dan merata," kata Presly.

Baca juga: Mensos: hunian tetap pengungsi Sulteng selesai 2020
 

Pewarta: Fauzi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018