Manado (ANTARA News) - Presiden Soekarno dalam Peringatan Hari Pahlawan tahun 1961 antara lain menyatakan bahwa hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya yang dapat menjadi bangsa besar.

Pernyataan itu menjadi momentum yang sangat tepat bahwa keberanian, semangat pantang menyerah, serta pengorbanan tanpa pamrih para pahlawan yang telah gugur mendahului kita telah mewariskan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri kokoh sampai saat ini dan untuk selamanya.

Tema Hari Pahlawan Tahun 2018 adalah "Semangat Pahlawan Di Dadaku" mengandung makna sesuai fitrahnya dalam diri setiap insan tertanam nilai-nilai kepahlawanan. Setiap zaman pasti ada pahlawannya dan setiap pahlawan pasti berkiprah di eranya.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) mengajak agar meneladani semangat juang para pahlawan dalam pelaksanaan tugas, sehingga setiap insan Bank Indonesia (BI) akan senantiasa memberikan yang terbaik dan berkontribusi secara?nyata dalam perekonomian nasional.

Sejak 73 tahun yang lalu, para pahlawan bangsa menunjukkan keberanian, keikhlasan, kecintaan pada tanah air, persatuan, dan pengorbanan yang sangat besar melawan musuh bersama untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejarah mencatat, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menandai awal perjuangan bangsa Indonesia selama 4 tahun melalui berbagai pertempuran dan upaya?diplomasi, sampai dengan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dalam Konferensi Meja Bundar pada 23 Agustus - 2 November 1949.

Semangat perjuangan dan nilai-nilai kepahlawanan tersebut perlu diresapi, dihayati, dan diaplikasi dalam pelaksanaan tugas di BI.

Setidaknya ada tiga pelajaran penting yang bisa dipetik dari perjuangan para pahlawan tersebut. Pertama, cita-cita yang luhur sebagai visi dan misi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Kedua, kuatnya tekad dan persistensi para pejuang dalam melaksanakan strategi untuk mempertahankan kemerdekaan melalui perang pertempuran dan diplomasi.

Ketiga, kebersamaan dan sinergi dari semua elemen bangsa untuk mengobarkan perlawanan di seluruh penjuru Indonesia.

Dia mengatakan harus terus mengobarkan semangat para pejuang untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

"Kita harus terus berjuang untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Kita harus terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan inklusif," katanya. Harus mampu mentransformasikan Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi.

Dengan semangat para pahlawan itulah wujudkan visi Bank Indonesia untuk berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional. "Kita perlu terus perkuat ketahanan ekonomi domestik yang cukup baik di tengah ketidakpastian global yang tinggi," katanya.

Inflasi harus dijaga agar tetap terkendali, stabilitas nilai tukar Rupiah harus diperkuat, dan stabilitas sistem keuangan harus terus dijaga. Koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah, dunia usaha, perbankan dan berbagai pihak harus kita perkuat untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Peran Kasman Singodimedjo dalam persatuan bangsa

Sementara kebijakan moneter ketat perlu ditempuh untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan menurunkan defisit transaksi berjalan, kebijakan yang akomodatif perlu ditempuh untuk mendorong intermediasi keuangan dan?momentum pertumbuhan ekonomi.

Hal ini akan dilakukan melalui kebijakan di bidang makroprudensial untuk mendorong intermediasi?keuangan, sistem pembayaran guna mendukung ekonomi dan keuangan digital, pendalaman pasar keuangan untuk meningkatkan pembiayaan ekonomi, serta ekonomi dan keuangan syariah.

Untuk itu, katanya, sinergi dengan Pemerintah, dunia usaha, sektor keuangan maupun dunia akademisi harus diperkuat, baik di pusat maupun daerah.

Untuk mendukung bauran kebijakan tersebut, efektivitas dan efisiensi organisasi Bank Indonesia akan kita tingkatkan.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) Elyanus Pongsoda mengatakan salah satu strategi yakni untuk memperkokoh fundamental lembaga dalam menjawab berbagai tantangan yang ada, baik saat ini maupun masa depan.

Elyanus mengtakan Indonesia saat ini membutuhkan sosok yang berdedikasi dan berprestasi pada bidangnya untuk memajukan negeri ini. "Saya ingin mengingatkan kembali pentingnya meningkatkan kapasitas dan profesionalitas bagi insan OJK sebagai regulator maupun para pelaku di industri jasa keuangan sehingga SDM kita dapat lebih berdaya saing tinggi," katanya.

Selain itu, katanya, melalui momentum peringatan hari pahlawan ini, mari tingkatkan kontribusi untuk terus mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas sistem keuangan. "Kita harus mampu memfasilitasi penyediaan sumber-sumber alternatif pembiayaan pembangunan, membuka akses keuangan yang sebesar-sebesarnya untuk seluruh lapisan masyarakat khususnya bagi masyarakat mikro kecil dan di daerah terpencil," kata Elyanus.

Kita juga dituntut untuk dapat mengawal perkembangan teknologi keuangan yang saat ini berkembang begitu pesat sehingga kita dapat mengambil manfaatnya tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Elyanus mengajak seluruh insan OJK dan para pelaku di industri jasa keuangan untuk terus mengobarkan semangat kepahlawanan dalam diri masing-masing agar memiliki semangat untuk memberikan kontribusi terbaiknya demi kemajuan bangsa dan negara.

Selamat Hari Pahlawan Tahun 2018. Kobarkan terus semangat pahlawan di dada, torehkan prestasi yang membawa harum nama bangsa dan negara. Jaga selalu persatuan dan kesatuandalam jalinan toleransi dan kesetiakawanan sosial.

Baca juga: Wapres: Makna Hari Pahlawan untuk kemajuan bangsa
Baca juga: Harumkan nama bangsa juga bermakna kepahlawanan

 

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Budi Setiawanto
Copyright © ANTARA 2018