Jember, Jatim (ANTARA News) - Program sebanyak 2002 rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Kabupaten Jember, Jawa Timur melampaui target, yakni terealisasi sebanyak 2.071 unit rumah.

"Program itu dijalankan tahun 2018 dan target tersebut terlampaui hingga 2.071 unit rumah," kata Bupati Jember Faida dalam acara penutupan program 2.002 unit rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang digelar di salah satu rumah makan di Kabupaten Jember, Jumat.

Menurut dia, rumah yang menjadi tempat tinggal keluarga harus mampu meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan, sehingga fasilitas yang memadai dan lingkungan penting untuk menjadi perhatian karena persoalan tidak selesai ketika rumah sudah diserahterimakan.

"Hidup sejahtera di suatu kota tidak cukup hanya memiliki rumah, namun bagaimana tinggal di rumah tersebut dalam keadaan aman, tentram dan fasilitas berjalan lancar, seperti air tidak macet serta kompleksnya indah dan bersih," katanya.

Ia mengatakan kehidupan seperti itu memerlukan lingkungan yang sehat dan kebersihan harus dijaga, sehingga masalah lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

Faida mengatakan Pemkab Jember akan memfasilitasi dengan pelayanan IMB tanpa tambahan biaya dan hanya dikenakan pajak, termasuk memfasilitasi Badan Pertanahan Negara (BPN) dalam pelayanan pemenuhan sertifikat perumahan.

Ia berharap tahun depan bisa merealisasikan dengan jumlah yang lebih banyak untuk rumah bersubsidi masyarakat berpenghasilan rendah dengan target 3.003 rumah.

Sementara Kepala Kantor Pertanahan Nasional Jember Didik Bangun Restu Aji mengatakan target 2.002 rumah merupakan target dari Bupati Faida, namun per 28 November 2018 berhasil terealisasi sebanyak 2.071 unit rumah bersubsidi.

 "Total realisasi sebesar Rp224 miliar dan pengembang yang berpartisipasi dalam program itu sebanyak 40 developer dengan 52 unit proyek perumahan," katanya.

Menurutnya kegiatan itu juga memberikan efek kepada penyerapan tenaga kerja, menimbulkan peningkatan ekonomi, seperti penyediaan bahan bangunan, sehingga uang pembelanjaan bahan bangunan beredar di Jember. 
   
 "Seperti penggunaan genteng beton dari Kecamatan Wuluhan, bata merah dari Kecamatan Pakusari, pasir dari Kelurahan Wirolegi Sumbersari, kemudian kayu berasal dari Kecamatan Sukowono, semen dari Semen Puger, triplek dari Kecamatan Bangsalsari, cat tembok dari Kecamatan Balung, dan tenaga kerja berasal dari Kecamatan Mumbulsari dan sekitarnya," katanya.

           
Ketua DPD REI Jatim Danny Wahid mengatakan kerja sama dengan Pemkab Jember untuk menyediakan perumahan itu sangat luar biasa karena jarang sekali di kabupaten lain yang berhasil, bahkan jika ada salah satu yang tidak sinkron saja, tidak akan berhasil. 
     
"Ternyata di Kabupaten Jember berhasil dengan baik. Rumah itu ada, kemajuan ekonomi yang meningkat, sehingga kehidupan berumah tangga itu pasti akan lebih baik," katanya.

Ia menjelaskan program 2002 rumah itu memiliki dampak luar biasa bagi pengembangan ekonomi Kabupaten Jember karena ketika pembangunan rumah dibangun, maka peningkatan industri barang mengikuti, juga peredaran uang pastinya di Kabupaten Jember.

Baca juga: Presiden ingin rumah bersubsidi ditambah
Baca juga: Apersi minta target rumah bersubsidi ditingkatkan
Baca juga: Apersi: DP nol persen tidak cocok untuk rumah bersubsidi

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018