Jakarta (ANTARA News) - Visions of Peace Awards 2018 mempromosikan perdamaian lewat karya yang dikumpulkan lewat 625 karya anak dari Jabodetabek

"Mengkampanyekan perdamaian melalui seni adalah gagasan yang sudah kami lakukan sejak 8 tahun lalu dengan sasaran lebih kepada anak-anak," kata penggagas Visions of Peace Awards Demian Demantra di Jakarta, Selasa.

Ajang penghargaan perdamaian lewat karya itu digelar Menara62.com (media online milik Muhammadiyah) dan Visions of Peace yang berafiliasi dengan International Film Festival Group. Kegiatan bertema pendidikan tersebut digelar sebagai rangkaian milad Muhammadiyah ke-106 dan Menara62.com ke-2.

Menurut Demian, mengkampanyekan perdamaian dunia bisa dilakukan dengan cara-cara yang lembut seperti seni. Para peserta kompetisi yang merupakan anak-anak diajak menjabarkan makna dari perdamaian itu sendiri dari sudut pandangnya masing-masing.

Anak mengenal perdamaian dan mengimplementasikan dalam kehidupannya dengan cara yang lebih baik dibanding orang-orang dewasa. "Perdamaian itu indah, karenanya harus dikenalkan sejak usia dini dengan cara yang lembut dan kami memilih seni sebagai medianya," katanya.

Ketua Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara (Madukara) Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara Cakrabuana mengatakan perdamaian saat ini berbeda dengan zaman perang dulu yang nampak jelas dengan mengangkat senjata.

Di masa kini, kata dia, perang tidak mengenal bentuk atau disebut asimetris. Perang jenis itu lebih berat karena bukan lagi bertumpu pada kekuatan militer untuk menang. Tetapi justru dilakukan dengan cara-cara yang lembut.

Pada era perang asimetris, lanjut dia, apa saja bisa menjadi senjata dan bisa dilancarkan dengan sangat halus, bahkan lewat seni sekalipun. Dalam skala yang lebih besar, perang asimetris bisa berbentuk kebudayaan yang dampaknya bisa lebih dahsyat daripada perang zaman dulu dengan mengangkat senjata.

Maka dari itu, menurut dia mengkampanyekan perdamaian pada anak-anak muda tentu hasilnya akan lebih baik dibanding pada generasi tua seiring kebutuhan kekinian di tengah ancaman perang asimetris.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018