Jakarta (ANTARA News) - Tim gabungan dari Resmob Polda Metro Jaya dan Reskrim Polres Jakarta Timur telah berhasil menangkap total lima tersangka penganiaya seorang anggota Paspamres dan seorang anggota TNI, di Ciracas, Jakarta Timur.

"Ada lima tersangka yang ditangkap," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Jakarta, Jumat.

Ia menjabarkan, lima tersangka memiliki peran masing-masing dalam pengeroyokan yang terjadi di lolasi kejadian di kawasan parkir ruko Arumdina, kawasan Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur terhadap korban yakni Kapten Komarudin dan Prajurit Satu Rivonando Maulana.

Para tersangka yakni, APP alias B (32) berperan memegangi tangan korban dari belakang, tersangka HP alias E (30) mendorong korban pada bagian dada, tersangka D (35) menarik memukul korban kedua Pratu Ritunando, tersangka IH alias I (33) dan istrinya, SR alias S, yang memukuli korban.

Tidak sampai dua hari setelah kejadian, polisi bisa menangkap mereka. 

Yuwono menjelaskan, sekitar pukul 09.00 WIB Rabu, tim gabungan itu menangkap tersangka AP alias B, di rumahnya di kawasan Ciracas. Selanjutnya, sekitar pukul 21.00 WIB Rabu malam, tim menangkap HP alias E di rumahnya. 

Kemudian sekitar pukul 13.30 WIB Kamis, tim gabungan menangkap tersangka IH alias I dan SR alias S di kawasan Depok.

Satu lagi tersangka terakhir dalam Daftar Pencarian Orang yang dirilis Polda Metro Jaya pada Kamis yakni D berhasil ditangkap pada Kamis malam. 

"Pada 21.00 WIB berhasil menangkap D. Sempat kabur ke Sukabumi rumah orang tuanya, tapi kembali lagi dan ditangkap di kawasan Cawang," ujar Yuwono.

Saat ini kelima tersangka penganiaya dua anggota TNI yg menjalani pemeriksaan dan diamankan di tahanan Polda Metro Jaya.

Pihak penyidik telah mengamankan sejumlah barang bukti yakni baju yang dikenakan para tersangka dalam video penganiayaan anggota TNI yang beredar luas di media sosial.

"Kelima tersangka dikenakan pasal 170 KUHP dengan ancaman lima tahun ke atas," katanya.

Pewarta: Devi Ramadhan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018