Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kembali berkesempatan melakukan presentasi produk untuk batik dan perhiasan dalam ajang pameran  the 13th Cambodia Import-Export and One Province One Product Exhibition (CIE & OPOP).

Dalam presentasi yang dilakukan dalam Bahasa Khmer tersebut menayangkan video proses pembuatan batik dan mini fashion show yang menampilkan busana batik dari para peserta pameran, demikian keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.   

Salah satu wakil UMKM dari CV Aruni Napak, Bahrul Hasan menerangkan secara singkat mengenai batik Indonesia dan proses pembuatannya.

Dalam beberapa tahun terakhir batik indonesia mulai mendapatkan tempat dalam gaya hidup masyarakat Kamboja, seperti daster batik, kemeja pria dan wanita serta kain sarung batik.  

Produk fashion tersebut banyak dikenakan masyarakat Kamboja dan ditemui di pasar utama di Phnom Penh dan Siem Reap.

CIE & OPOP merupakan pameran dagang berskala internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan Kamboja.

Tahun 2018 ini diikuti oleh 312 perusahaan dari berbagai negara seperti Myanmar, Malaysia, Thailand, Jepang Korea Selatan, RRT, Vietnam, Laos, Singapura, Australia dan perwakilan seluruh Propinsi di kamboja.

 Dari Indonesia, hadir peserta dari Yogyakarta (Ikubi, Kimmy Arsy Abadi, Wida Florist); Pekalongan (CV Aruni, PT Emir Sastra Pratama); Banyuwangi (Sanet); Bali (Sarah Beekmans); Surabaya (Dientje Art Jewellery); Jakarta (Dewi Naura Batik), dan importir kamboja untuk berbagai produk indonesia yang telah masuk pasar kamboja.*


Baca juga: Stan Indonesia jadi sasaran pemburu batik di Pretoria, Afrika Selatan

Baca juga: Dosen UI latih pelaku usaha batik Betawi


 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018