Kudus (ANTARA News) - Universitas Muria Kudus berencana menggelar penghijauan di Pegunungan Patiayam, Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang terlihat gundul dengan menanam 200.000 bibit tanaman sebagai upaya melestarikan lingkungan.

Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus R.M. Hendy Hendro Hadi Srijono di Kudus, Kamis, mengatakan rencana penanaman di kawasan Pegunungan Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo itu hasil survei tentang kondisi kawasan itu yang gundul dan memprihatinkan.

"Kalau pun dari kejauhan tampak hijau karena ditanami tanaman semusim sehingga ketika musim tanamnya lewat maka akan terlihat gundul lagi," ujarnya.

Bahkan, kata dia, ketika musim kemarau terlihat kondisi aslinya yang minim tanaman penghijauan.

Survei lokasi, lanjut dia, melibatkan Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati, perangkat Desa Terban, Pemerintah Kecamatan Jekulo, kelompok tani, jajaran kepolisian dan TNI setempat.

"Kita menginginkan kawasan Patiayam tidak sekadar terlihat hijau pada waktu musim penghujan, akan tetapi tetap hijau sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau," ujarnya.

Masyarakat setempat, katanya, memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani tersebut dengan ditanami jagung.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghijauan di kawasan Pegunungan Patiayam, kata dia, UMK siap terlibat dalam memberikan pemahaman pentingnya penghijauan serta program jangka panjang yang akan melibatkan masyarakat.

"Pola pikir masyarakat yang berkaitan dengan budi daya pola tanam memang perlu diubah," ujarnya.

Nantinya, akan dibuatkan desain model wanatani, agroforestri yang diterapkan di kawasan Patiayam.

Kelompok tani dan masyarakat desa di kawasan Patiayam, katanya, akan dikumpulkan pada awal Januari 2019 untuk diberikan pemahaman soal pentingnya penghijauan dan model tanam yang bisa dilakukan petani dalam memanfaatkan lahan hutan.

Gerakan menanam ratusan ribu bibit tanaman tersebut, dijadwalkan akhir Januari 2019.

Masyarakat yang selama ini memanfaatkan lahan untuk bertanam, kata dia, tidak perlu khawatir karena mata pencahariannya tetap bisa dilanjutkan meskipun nantinya ada perbedaan.

Selama penghijauan, kata dia, rencananya masyarakat masih diperkenankan menanam tanaman semusim, sambil merawat penghijauan yang ditanam.

"Kami juga akan mengusulkan penanaman tanaman jenis buah-buahan agar masyarakat bisa menikmati hasilnya, selain pula akan diupayakan penanaman komoditas tanaman herbal berupa empon-empon sebagai tanaman sela," ujarnya.

Tanaman empon-empon, antara lain jahe, kunyit, temu lawak, lempuyang, lengkuas, bengle, dan kencur.*


Baca juga: Kobar "green city" tanam 10 ribu pohon

Baca juga: 2.000 bibit pohon ditanam di titik nol Ciliwung

Baca juga: Komunitas Gerakan Tanam Pohon ingin hijaukan kembali Bogor


 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018