Aru, DRC (ANTARA News) - Pemilihan presiden yang dijadwalkan diselenggarakan pada 23 Desember di Republik Demokratik Kongo (DRC) telah ditunda selama satu pekan setelah kebakaran menghancurkan ribuan mesin hitung yang disiapkan untuk Kinshasa.

"Akibat kebakaran yang menghancurkan barang pemilihan umum, proses pemungutan suara tak bisa diselenggarakan di Kinshasa sebab 19 dari 24 wilayah pemungutan suara di ibu kota tak bisa melakukan pemungutan suara," kata Komisi Pemilihan Umum DRC di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi.

Komisi itu menjamin warga bahwa pemilihan umum akan dilaksanakan pada Ahad pekan depan, 30 Desember.

Pemilihan umum telah berulang kali ditunda sejak Desember 2016, ketika mandat Presiden Joseph Kabila secara resmi berakhir.

Pada Desember 2016, pemimpin menyatakan bahwa penghitungan suara tak bisa dilakukan sebab sebagian besar pemilih, terutama generasi muda, belun terdaftar.

Keputusan itu mengakibatkan kerusuhan oleh anggota oposisi. Lebih dari 40 orang tewas oleh polisi dan personel militer.

Pastur Katolik menengahi pembicaraan antara pemerintah dan oposisi dan disepakati bahwa pemilihan umum akan berlangsung pada Desember 2017. Tapi, pemilihan gagal dilaksanakan sebab, menurut pemerintah, pendaftaran pemilih belum selesai.

Pemerintah akhirnya mengatakan pemilihan umum akan berlangsung pada Ahad pekan lalu. Namun beberapa hari menjelang pemilu, alat pemungutan suara terbakar di satu gudang sehingga terjadi penundaan selama tujuh hari lagi.

Baca juga: Tujuh tentara penjaga perdamaian tewas di Kongo

Editor: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018