Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi atau EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mendorong penggunaan sistem pendingin green chiller sebagai pengganti air conditioner (AC).

"Kita juga mulai untuk mengintensifkan penggunaan green chiller," kata Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana di Jakarta, Jumat.

Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa penggunaan green chiller yang lebih ramah lingkungan akan menggantikan perangkat elektronik AC  yang selama ini menjadi perangkat yang mengonsumsi daya listrik paling besar di Indonesia.

"Artinya AC-AC yang selama ini menjadi pengguna listrik paling besar khususnya di negara-negara tropis termasuk Indonesia, akan kita ganti penggunaannya dengan sesuatu yang lebih ramah lingkungan, murah dan tidak perlu impor, itu juga akan kita dorong," ujar Rida Mulyana dalam konferensi pers terkait capaian kinerja Kementerian ESDM sepanjang tahun 2018.      

Rida juga mendorong agar masyarakat untuk berhemat menggunakan energinya, karena percuma energi disediakan oleh pemerintah secara besar-besaran tetapi pada saat yang sama masyarakat bersifat boros atau memboroskan penggunaan energi.

Green chiller merupakan sistem pendingin berbasis hidrokarbon yang bersifat ramah lingkungan.

Selain mendorong penggunaan green chiller sebagai pengganti AC, Dirjen EBTKE juga sebelumnya mengungkapkan akan segera mengonversi penggunaan bahan bakar dalam pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan crude palm oil  (CPO).

"Selain tadi mengawal B20 yang tinggal melakukan monitoring dan evaluasi (monev), kita juga diminta oleh Menteri ESDM untuk segera mengonversi penggunaan PLTD dengan CPO seperti juga disampaikan Menteri, tahun 2019 harus sudah jalan," kata Rida.*


 Baca juga: ESDM akan konversi penggunaan bahan bakar PLTD dengan CPO tahun ini

Baca juga: Kementerian ESDM: Penerimaan Freeport akan turun pada 2019


 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019