Manado (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) menyatakan, gini ratio Provinsi ini pada September 2018 mengalami penurunan sebesar 0,372 dibandingkan dengan Maret 2018.

"Gini ratio Sulut pada September 2018 secara total mengalami penurunan 0,022 poin," kata Kepala BPS setempat, Ateng Hartono di Manado, Rabu.

Dia mengatakan, gini ratio di daerah perkotaan mengalami penurunan 0,038 poin dibandingkan Maret 2018 menjadi 0,364. Sebaliknya, Gini Ratio di daerah perdesaan mengalami kenaikan 0,019 poin dari Maret 2018 menjadi 0,368.?

"Artinya, ketimpangan pengeluaran antara si kaya dan si miskin di perdesaan semakin melebar," ujar Ateng.

Gini Ratio Maret 2018 masih dikategorikan ke dalam kelompok ketimpangan sedang yakni suatu wilayah dikatakan mempunyai ketimpangan yang tinggi jika Gini Ratio melebihi angka 0,5.

Selain Gini Ratio, ukuran ketimpangan lain yang sering digunakan adalah persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah atau yang dikenal dengan ukuran Bank Dunia.

Berdasarkan ukuran ini, katanya, tingkat ketimpangan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, serta ketimpangan rendah jika angkanya berada di atas 17 persen.

Pada September 2018, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah berada pada kategori ketimpangan rendah, yakni sebesar 17,20 persen.

Persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah pada September 2018 ini meningkat 0,71 poin jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2018 dan naik 0,77 poin jika dibandingkan dengan kondisi September 2017.

Dilihat menurut daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah di daerah perkotaan pada Maret 2018 adalah sebesar 17,50 persen.

Sementara persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perdesaan tercatat sebesar 17,66 persen. Dengan demikian, menurut kriteria Bank Dunia, maka daerah perkotaan dan perdesaan memiliki ketimpangan rendah.

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan berguna untuk mendeteksi sebaran antarpenduduk miskin. Kedua indeks tersebut tidak mampu menggambarkan ketimpangan si kaya dan si miskin.

Menurut Antonio Carrales, seorang profesional ekonomi di University College London, Gini Ratio menyediakan indeks untuk mengukur ketimpangan tersebut. Gini Ratio dimaknai sebagai sebuah alat ukur tingkat kesenjangan sosial di masyarakat.

Indeks ini menggunakan ukuran skala 0 sampai dengan 1, yaitu angka 0 menunjukkan tidak adanya kesenjangan sosial di masyarakat dan angka 1 menunjukkan adanya kesenjangan sosial yang ekstrem di masyarakat.*

Baca juga: BPS catat tingkat ketimpangan penduduk turun

Baca juga: BPS catatkan gini ratio Maret sebesar 0,389

 

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019