Caranya, kami ikuti dari musim tanam, dari waktu mereka menanam, irigasi sudah kurang baik. Jadi programnya selain KUR, kami tempelkan CSR BUMN...
Garut (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menilai Program Kewirausahaan Pertanian dapat membantu mensejahterakan para petani dengan peningkatan produk pertanian yang berdaya saing.

"Kami membuat program yang bisa meningkatkan pendapatan petani, bagaimana mengkorporasikan petani, karena kalau kami ke daerah-daerah petani jual gabah harganya turun, sulit," kata Rini dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober Maret, di Garut, Jawa Barat, Sabtu. 

Dia menjelaskan Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober Maret (GMMT OKMAR 2018/2019) merupakan bagian dari rangkaian aktivitas dalam Program Kewirausahaan Pertanian. 

Untuk lebih memajukan petani, Rini meminta perbankan BUMN memfasilitasi pembiayaan dengan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dimulai di Sukamiskin, Garut. 

Ia mengatakan tidak hanya dibiayai, sejak awal proses tanam petani diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan budi daya secara tepat waktu, sehingga mereka dapat berproduksi dengan baik. 

"Caranya, kami ikuti dari musim tanam, dari waktu mereka menanam, irigasi sudah kurang baik. Jadi programnya selain KUR, kami tempelkan CSR BUMN, sehingga kami bikin cash for work buat irigasi (ketika) mereka menanam," katanya

Dengan demikian, kata dia, produksi bisa  meningkat di lokasi percontohan Banyuresmi, yakni 6,6 ton gabah per hektare. 

Namun, Rini berpendapat menjual gabah saja tidak cukup. Setelah dipelajari, kata dia, petani mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi, apabila gabah sudah diproses menjadi beras. 

"Setelah dipelajari perbankan, memang produk padi itu yang terbaik harus terproses daro gabah, dikeringkan, kemudian dipipil jadi beras. Akhirnya bikin percontohan di Banyuresmi," katanya 

Kemudian, lanjut dia, dilakukan kerja sama dengan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) dan juga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes. 

"Kami buat perusahaan bersama namanya Mitra BUMDes Nusantara. Ada Bulog, PPI Gapoktan, BUMDes ikut di situ. Gabah-gabah kami beli. Karena kami belum punya rice milling unit, kita ke tempat lain. Kami paketkan, mereka sudah jualan beras," katanya. 

Nantinya, kata dia,  80 persen keuntungan diserahkan kepada petani dan 20 persen untuk BUMN. 

"Biarpun kami memiliki 50 persen, 80 persen kami berikan kepada para petani. Memang ke depan pendapatan petani meningkat, karena kalau hanya jual gabah biasanya margin kecil, kalau mereka dapat keuntungan produk akhir bisa lebih baik," ujar Rini. 

Ia mengatakan program tersebut akan dilakukan di wilayah Kabupaten Garut yang lain, seperti Cibatu, Sukawening, dan Leuwigoong, yang masih sedikit tersentuh program tersebut. 

Selain itu, Rini akan menginisiasi pembuatan pengisian bahan bakar di desa-desa, karena akses masyarakat ke SPBU sangat jauh dan memakan biaya.

"Kami survei ke desa-desa mereka punya motor beli bensin jauh untuk ke SPBU, seliter sudah hilang. Sekarang Pertamina bersama-sama BUMDes kita bikin BUMDes shop kita berikan tanki bensin Pertashop sama wifi buat anak-anak muda," katanya. 

Dia juga akan merambah pengisian bahan bakar ke sejumlah titik. Di Sukabumi, katanya, sudah 50 titik, kemudian ditargetkan 500 titik di Purwakarta dan Indramayu.

Baca juga: Presiden ajak ngobrol petani Garut di pinggir sawah

Baca juga: Pemerintah berikan fasilitas perumahan untuk tukang cukur di Garut

Baca juga: Harga emas turun, dolar dan saham lanjutkan penguatan

Baca juga: Dolar menguat, investor optimis kemajuan negosiasi perdagangan AS-China

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019