Jakarta (ANTARA News) - Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Syahar Diantono mengatakan Polri belum bisa memastikan identitas pelaku serangan bom bunuh diri di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, 27 Januari 2019.

Menurut dia, Polri masih menunggu Kementerian Luar Negeri yang saat ini berupaya mendapatkan informasi resmi soal kasus tersebut.

"Belum ada kepastian informasi resmi, menunggu dari Kemenlu," kata Kombes Syahar saat dihubungi, Jakarta, Sabtu.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan yang terjadi di sebuah gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina Selatan, 27 Januari 2019.

Serangan yang dilakukan dua pelaku yang disebut "pasangan" tersebut mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka.

"Yang bertanggung jawab adalah pelaku bom bunuh diri asal Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano seperti diberitakan ABS-CBN News.

Seorang pria yang dikenal sebagai "Kamah," yang sekarang menjadi tersangka dalam pengeboman itu, bertindak sebagai salah satu pemandu pasangan Indonesia, kata Ano.

Ano menambahkan bahwa dia memiliki sumber yang memberitahunya bahwa pengeboman itu adalah "proyek" kelompok teroris lokal Abu Sayyaf.

Direktur Senior Kepolisian Provinsi Sulu Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata menunjuk seorang pria dan wanita yang mereka percaya bertanggung jawab atas aksi teror tersebut.

Sebelumnya, Islamic State mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. 

Baca juga: Delapan orang tewas dalam dua ledakan di Jolo, Filipina

Baca juga: Menlu: Indonesia tunggu hasil identifikasi pelaku bom gereja di Filipina

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019