Jakarta (ANTARA News) - Pongky Barata mengajukan sejumlah syarat sebelum memutuskan terlibat dalam konser "Jikustik Reunian" yang akan digelar Maret 2019.

Pongky menyatakan sudah tidak ingin manggung bersama Jikustik, selain karena konsepnya yang tidak menarik, Pongky merasa ada kecanggungan dengan para personel lain lantaran sudah tidak berkomunikasi selama 10 tahun.

"Berat banget main sama mereka lagi. Saya mulanya itu vakum, tidak keluar. Tapi sampai 2011, saya tidak diapa-apain sama mereka. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dengan mengirimkan email, tidak bertemu. Sejak saat itu saya tidak komunikasi lagi," kata Pongky dalam jumpa pers konser "Jikustik Reunian" di Jakarta, Selasa.

Pongky akhirnya menerima pinangan Rajawali Indonesia selaku promotor konser.

Baca juga: Jikustik hanya mau konser reuni sekali seumur hidup

Dalam syaratnya, dia mengajukan untuk tidak menamakan konser tersebut dengan embel-embel "reunian", meski pada akhirnya kata tersebut tetap dipakai.

"Mulanya saya enggak mau pake kata-kata Jikustik reuni. Tapi ujung-ujungnya tetap dipakai, ya enggak apa-apa. Jadi singkatnya karena konsep rekonsiliasi itu saya mau. Ketika deal, saya bilang akan secara profesional meeting, preskon, dan manggung. Masalah rukun setelahnya, saya enggak tahu. Karena kita sudah enggak ngobrol 10 tahun,” ujarnya.

Selain itu, Pongky juga meminta bahwa lagu yang dibawakan hanya pada masa ketika dia masih menjadi vokalis Jikustik saja.

Itu berarti, Pongky hanya mau menyanyikan lagu yang ada pada album "Seribu Tahun", "Perjalanan Panjang", "Sepanjang Musim", "Pagi", "Siang" dan "Malam".

"Syarat saya ke mas Anas (promotor Rajawali Indonesia) adalah saya tidak mau membawakan lagu Jikustik era sekarang. Bukan apa-apa karena tidak ada urgensinya buat saya. Kan ini reuni dan rekonsiliasi saya bilang, kita berlima naik panggung, genjreng lagu lama, trus turun, bye-bye," jelas bassis The Dance Company itu.

Baca juga: 10 tahun bertengkar, Jikustik akhirnya mau tampil satu panggung

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019