Jakarta (ANTARA News) - KBRI Pretoria bekerjasama dengan Perpustakaan Bodibeng dan Kgwebong Consulting menyelenggarakan kegiatan "Seminar on Township Economy: Lessons from Indonesia Experience” di Perpustakaan Bodibeng, Township Soshanguve, Provinsi Gauteng, Afrika Selatan
Penyelenggaraan seminar mengenai pengembangan UMKM oleh KBRI Pretoria di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, Kamis (21/2/2019). (KBRI Pretoria)
, pada 21 Februari 2019. 

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan guna memperingati 25 tahun kerja sama bilateral RI-Afrika Selatan, sekaligus perayaan 20 tahun berdirinya Perpustakaan Bodibeng.
 
Berdasarkan keterangan tertulis KBRI Pretoria yang diterima di Jakarta, Sabtu, seminar tersebut menghadirkan narasumber dari KBRI Pretoria dan pelaku usaha UMKM Afrika Selatan yang pernah mendapat pelatihan pembangunan kapasitas di Indonesia. 

Para peserta menyambut positif kegiatan yang telah menambah wawasan dan memberikan kesempatan untuk membangun jejaring usaha. 

Hadir dalam acara dimaksud para pelaku usaha UMKM lokal yang bergerak di bidang garmen, kebutuhan rumah tangga dan penyelenggara event. Dengan paparan yang bersifat teknis, para undangan mendapatkan practical tips dari para narasumber. 

Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Pretoria Abdul Gafur menyampaikan paparan mengenai good practices Pemerintah RI dalam menciptakan iklim usaha yang mendukung pengembangan UMKM dalam negeri. 

“Pemerintah menjadi fasilitator dalam pengembangan industri kecil dan menengah. Di antara kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, antara lain penyederhanaan izin usaha, penurunan suku bunga pinjaman, relaksasi pajak, pemberian akses pasar, dan standarisasi produk” ujar dia.
 
Sementara pembicara kedua asal Afrika Selatan, Sello Motsei, menceritakan pengalamannya secara langsung melihat pengembangan usaha UMKM di Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Pada 2014, Pemerintah Kota Tasikmalaya dan KADIN mengundang Motsei sebagai wakil pengusaha Afrika Selatan untuk membuat film dokumenter mengenai peran UMKM di Indonesia. 

“Kunci sukses UMKM bertahan di Indonesia bukan saja kemandirian para pengusaha kecilnya, tetapi juga budaya saling tolong-menolong dalam masyarakat,” kata Motsei.
 
Sesi tanya jawab dalam seminar berlangsung interaktif. Beberapa pengusaha lokal yang hadir bertanya lebih lanjut bagaimana dapat meningkatkan kerja sama demi pengembangan usahanya. 

Pengusaha garmen di Soshanguve misalnya, bertanya mengenai pengadaan kain batik yang berkualitas bagus dengan harga bersaing dari Indonesia.

Baca juga: Stan Indonesia jadi sasaran pemburu batik di Pretoria, Afrika Selatan
 
Seminar ini merupakan wujud dukungan Indonesia untuk pengembangan UMKM Afrika Selatan sekaligus promosi Indonesia dengan sasaran pengusaha lokal dan masyarakat umum. 

Melalui kegiatan ini, para peserta mendapatkan informasi yang berguna mengenai kebijakan dan insentif Pemerintah RI bagi dunia UMKM.

Dengan semangat kerja sama selatan-selatan, acara ini juga salah satu usaha KBRI Pretoria untuk semakin memperkenalkan Indonesia kepada semua lapisan masyarakat Afrika Selatan.
 
Indonesian Trade and Promotion Centre (ITPC) Johannesburg memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan produk-produk dalam negeri yang dirasakan sesuai dengan selera pasar setempat. Produk seperti mie instan, kopi instan, dan minuman energi tampak dinikmati oleh para pengunjung. 

ITPC Johannesburg juga mendapatkan kesempatan untuk membangun jejaring dengan para potential reselller produk-produk Indonesia. Diharapkan setelah ini terdapat tindak lanjut kerja sama melalui tangan-tangan para pelaku usaha UMKM Afrika Selatan.

Baca juga: Karya desainer Indonesia pukau ATF Trade Exhibition Afrika Selatan

Baca juga: Parlemen Afsel dukung Indonesia tingkatkan perdagangan

Baca juga: Pemerintah harapkan Afsel jadi pintu masuk produk Indonesia


 
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019