LJakarta (ANTARA News) - Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menyatakan bahwa perusahaan menerapkan ketentuan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan SMK3 Perkeretaapian sejak pengerjaan proyek moda raya terpadu serta menempatkan keselamatan dan keamanan pekerja sebagai prioritas.

"Kita sudah sertifikasi dan lolos semuanya. Untuk MRT, bisnis keselamatan dan keamanan sangat prioritas. Kita tidak main-main, " kata William di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan proyek MRT menyerap sekitar 550 tenaga kerja, 350 orang di antaranya terlibat langsung menjalankan kereta api dan 200 lainnya bekerja di kantor pusat MRT.

"Di outsourcing (alih daya) tenaga keamanan dan kebersihan serta frontliner sekitar 300 orang, " kata dia.


William menambahkan bahwa tidak ada satu pun tenaga kerja asing yang bekerja di MRT. "Seluruh masinis, tenaga operasi dan pemeliharaan, anak-anak muda Indonesia. Tak ada satu pun TKA, " katanya.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menilai MRT Jakarta telah memprioritaskan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selama pengerjaan proyek karena selama pengerjaan proyek tidak ada kecelakaan kerja yang signifikan.

"Ini patut diapresiasi pemerintah. Pelaksanaan K3 di MRT memadai dan SMK3 dijalankan dengan baik, selain pembangunan kesadaran di tingkat pekerjanya cukup kuat. Bisnis transportasi itu separuhnya bisnis keamanan, " kata Hanif.


Baca juga:
Hanif Dhakiri coba MRT dari HI ke Lebak Bulus
Memastikan jaminan keamanan pada MRT sebagai objek vital nasional

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019