Jakarta (ANTARA) - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyangsikan komitmen calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang akan memperkuat Polri mengingat apa yang dikatakan Prabowo berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para pendukukungnya.

"Kami menyangsikan komitmen Prabowo yang akan memperkuat Polri. Hal ini terlihat dari sikap para pendukungnya yang kerap mendiskreditkan Polri. Mereka seolah tidak percaya bahwa Polri professional dalam menjalankan tugasnya," kata Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Johnny G Plate, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu. 

Johnny mengatakan hal itu menanggapi pidato Prabowo saat berkunjung ke Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/3) yang menyebutkan akan memperkuat jajaran penegak hukum, termasuk Polri, bila terpilih dalam pilpres 17 April mendatang. 

Prabowo mengatakan bahwa berbagai ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia perlu didukung oleh aparat hukum yang kuat dan profesional.

Menurut Sekjen Partai NasDem ini, apa yang dikemukakan Prabowo tentang ancaman ke depan sudah dipetakan oleh para penegak hukum dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi. 

"Jadi sebenarnya apa yang dikatakan Prabowo adalah bukan hal baru," katanya.

Johnny menegaskan, bahwa para penegak hukum saat ini sudah memproyeksikan berbagai macam ancaman, termasuk yang disebutkan oleh Prabowo. 

"Sehingga, lagi-lagi Prabowo tertinggal dari Jokowi," ucapnya. 

Oleh karena itu Johnny menyangsikan komitmen yang dikemukakn oleh Prabowo itu akan benar-benar dapat dilaksanakan dan mendapat dukungan dari para pendukung fanatiknya.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019