Jakarta (ANTARA) - Keluarga Harina Hafidz (60), WNI yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dalam perjalanan dari Addis Ababa, Ethiopia, menuju Nairobi, Kenya, Minggu (10/3), siap membantu proses identifikasi jenazah, ungkap Kementerian Luar Negeri RI. 

Harina adalah WNI yang tinggal dan bekerja untuk Program Pangan Dunia (WFP) PBB di Roma, Italia selama 20 tahun terakhir.

“Kemarin adik dari ibu Harina Hafidz sudah berada di Roma untuk bergabung dengan suami dan keluarga beliau yang lain, juga untuk membantu proses identifikasi jenazah,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam press briefing di Jakarta, Selasa.

Hingga saat ini, menurut informasi yang diterima Kemlu dari otoritas Ethiopia, proses identifikasi jenazah belum mulai dilakukan.

Identifikasi jenazah akan dilakukan bersamaan dengan proses investigasi jatuhnya pesawat jenis Boeing 737 Max-8 tersebut. Proses investigasi juga akan dibantu oleh pihak Boeing dan Administrasi Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA).

“Pihak Ethiopian Airlines sudah menyampaikan akan membutuhkan bantuan keluarga untuk memberikan sampel DNA bagi proses post mortem jenazah. KBRI Roma siap mendampingi keluarga dalam proses identifikasi ini,” kata Arrmanatha.

Harina Hafidz adalah satu diantara 157 korban tewas kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.

Baca juga: Pesawat Ethiopian Airlines menuju Nairobi jatuh, 157 orang tewas

Selain WNI, daftar kewarganegaraan penumpang yang menjadi korban menurut Ethiopian Airlines yakni Kenya 32 orang, Kanada 18 orang, Ethiopia sembilan orang, China delapan orang, Italia delapan orang, Amerika Serikat delapan orang, Prancis tujuh orang, Inggris tujuh orang, Mesir enam orang, Jerman lima orang, India empat orang, Slovakia empat orang; dan Austria, Rusia, Swedia masing-masing tiga orang; dan warga Spanyol, Israel, Maroko, Polandia masing-masing 2 orang.

Selanjutnya, Indonesia, Belgia, Djibouti, Irlandia, Mozambik, Norwegia, Arab Saudi, Rwanda, Sudan, Somalia, Serbia, Togo, Uganda, Yaman, Nepal, Nigeria, masing-masing satu orang. Selain itu, satu orang terdaftar dengan menggunakan paspor PBB.

Baca juga: WNI korban kecelakaan Ethiopian Airlines bekerja untuk PBB
Baca juga: Pengamat soroti kesamaan dugaan penyebab kecelakaan Ethiophian-Lion

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019