Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia meminta kepada calon pemimpin Indonesia ke depan untuk menangani permasalahan stunting atau kekerdilan pada anak diselesaikan dalam program khusus guna menciptakan sumber daya manusia berkualitas.

Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih di Jakarta, Selasa, mengatakan, mengkoordinasikan seluruh sektor kementerian-lembaga untuk menyelesaikan permasalahan stunting merupakan PR tersendiri bagi pemerintah ke depan.

Daeng menjabarkan bahwa menangani masalah stunting bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan, namun juga melibatkan sektor lain.

Dari bidang kesehatan, upaya kesehatan yang paling penting dilakukan adalah kegiatan promotif preventif, lebih pada pencegahan dari pada pengobatan.

"Caranya, pertama penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya gizi seimbang, kemudian bagaimana mendeteksi secara dini kalau ada bayi atau ibu hamil kekurangan gizi, bagaimana cara memberikan treatment dengan segera dan tepat. Kalau di dunia kesehatan tiga langkah itu paling penting," kata Daeng.

Penanganan isu stunting yang dilakukan oleh sektor lain seperti ketersediaan pangan, penyediaan harga pangan yang terjangkau, sektor lapangan pekerjaan agar untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan lain-lain juga harus dilakukan.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio sebelumnya juga telah menerangkan bahwa saat ini belum ada strategi dalam penanganan stunting yang dilakukan secara spesifik.

Menurut Agus, pemerintah saat ini dinilai baru melaksanakan penanganan gizi buruk. Sementara strategi dalam mencegah terjadinya stunting pada anak belum dilakukan secara tepat dan sistematis.

Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Pelaksanaan debat ketiga yang akan diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta pada Minggu (17/3) pekan ini akan diikuti oleh calon wakil presiden kandidat nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin dan kandidat cawapres nomor urut 02.

Baca juga: IDI minta pembangunan kesehatan dilihat sebagai investasi SDM
Baca juga: Presiden ingin dunia kedokteran kembangkan aplikasi modern
 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019