Sebetulnya pasar kita ini besar sekali. Justru kalau orientasinya keluar, saya khawatir pasar yang besar ini diambil dari luar
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tergabung dalam "Pahlawan Ekonomi" memenuhi pasar domestik terlebih dahulu baru setelah itu baru pasar ekspor.

"Sebetulmya pasar kita ini besar sekali. Justru kalau orientasinya keluar, saya khawatir pasar yang besar ini diambil dari luar," kata Tri Rismaharini saat menjadi pembicara di acara Bincang Kompas tentang Tanggung Jawab Swasta Dalam Mengakselerasi UMKM yang digelar di Surabaya, Jumat.

Risma menyadari pendapatan yang diperoleh cukup tinggi jika hasil produk UMKM yang terjual sampai ke luar negeri. "Enaknya dapat dolar apalagi ada perbedaan kurs tinggi. Tapi ini sangat rentan sekali kena ombak sedikit saja berat. Kita memang orientasinya ke dalam negeri dulu, orang luar saja lirik kita," ujarnya.

Menurut dia, bagi para pelaku UMKM yang paling penting kualitas produk dengan harga itu sesuai. Kalau harganya rendah dan kualitasnya jelak, maka menurut Risma, produk tersebut tidak akan bisa bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.

"Tapi kalau kita dapat harga tinggi dengan kualitas bagus, maka mereka bisa 'saving'. Sebenarnya itu permainanya. Jadi bukan mesti harus ekspor karena potensi kita luar biasa. Justru jangan sampai potensi yang besar ini diambil oleh orang lain," katanya.

Saat ditanya apakah kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi, Risma mengatakan para pelaku UMKM terbukti sampai saat ini eksis dan bisa memenuhi pasar dalam negeri. Intinya, kata Risma, yang perlu dikakukan saat ini adalah mempelajari bagaimana cara membesarkan pasar di Surabaya dan di tempat lain.

"Ini murni untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat serta mengurangi kemiskinan. Jadi tidak sekadar seremonial saja, melainkan ini benar-benar riil," ujarnya.

Adapun perusahan besar yang menampung produk UMKM di Pahlawan Ekonomi sampai saat ini adalah PT HM Sampoerna Tbk, Carrefour, Telkom, Facebook, Transmart, Bank Mega, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta lainnya.

Sementara itu, Direktur Hubungan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk, Elvira Lianita mengatakan pengembangan UMKM merupakan pilar yang kuat untuk pengembangan ekonomi kerakyatan.

Untuk itu, ada dua hal yang dilakukan Sampoerna secara konsisten yakni pelatihan kewirausahaan yang ditempatkan ada di Pasuruan. "Ada 27 hektare lahan Sampoerna di Pasuruan yang digunakan sebagai tempat pelatihan pertanian, perikanan, peternakan dan berbagai komoditas lainnya," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga membina 100 ribu pedagang tradisional di Indonesia. Sedangkan di Jatim ada sekitar 10 ribu pedagang dan Surabaya sendiri ada sekitar 1.000 pedagang.

Ia menekankan agar para pedagang ini mampu bersaing di tengah persaingan dengan pasar modern. Tentunya dengan cara menggabungkan apa yang dihasilkan UMKM baik produk makanan, pakaian dan lainnya.

"Kita buka akses melalui pedagang tradisional. Jadi mereka bisa menjual melalui pedagang tradisional. Selain melatih untuk produknya kita juga mencoba membuka jaringan pasarnya," ujarnya.
 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019