Tahun 1970-an terdapat sekitar 23 jenis ikan yang mendiami perairan Serdang Bedagai, namun pada tahun 2006, ikan-ikan tersebut mulai punah dan kini hanya tujuh jenis ikan saja yang tersisa
Seirampah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, mengajak masyarakat di daerah itu turut menjaga kelestarian alam terutama ekosistem sungai dengan tidak membuang sampah kedalamnya.

Bupati Serdang Bedagai Soekirman, di Seirampah, Sabtu, mengatakan, saat ini banyak sungai yang terlihat sudah mulai rusak dipenuhi oleh sampah, khususnya sungai yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

"Padahal fungsi sungai itu sangat banyak dan bermanfaat, seperti bagi kaum ibu rumah tangga yang menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian maupun kebutuhun sehari-hari lainnya," katanya.

Ia menceritakan tahun 1970-an terdapat sekitar 23 jenis ikan yang mendiami perairan Serdang Bedagai, namun pada tahun 2006, ikan-ikan tersebut mulai punah dan kini hanya tujuh jenis ikan saja yang tersisa.

"Itu pun ada satu ikan yang kami belum tahu apa guna dan manfaatnya serta nilai ekonominya. Masyarakat Serdang Bedagai menyebutnya dengan nama ikan sapu-sapu," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan dulunya sungai yang ada di Kecamatan Sei Rampah banyak sekali orang yang memancing ikan dan mencari udang.

Mulai dari masyarakat sekitar hingga sampai masyarakat di luar Kabupaten Serdang Bedagai, namun saat ini telah jarang pencari udang dan pemancing ikan dikarenakan sudah tidak banyak lagi ikan di sungai tersebut.

Untuk itu ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merestorasi sungai-sungai yang mulai "sakit" di Serdang Bedagai.

"Kalau hal ini kita lakukan maka akan banyak makhluk hidup yang terdapat di sungai berkembang biak sehingga meningkatkan ekosistem alam serta bermanfaat bagi keberlangsungan hidup manusia dimasa yang akan datang," katanya.

Baca juga: Hutan bakau Serdang Bedagai kian kritis

Baca juga: Serdang Bedagai dorong pelajar peduli lingkungan

Baca juga: Gebyar Musik Satu Miliar Pohon di Sergai

Pewarta: Juraidi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019