... kita bersama-sama merawat persaudaraan, persatuan, dengan keragaman budaya yang mempersatukan kita...
Medan (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyatakan tidak ada sejarah perpecahan di Sumatera Utara meskipun beragam suku dan adat ada di daerah itu.

"Sejarah di Sumut tidak ada perpecahan, jangan sampai karena urusan pemilu, kita merasa tidak sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air," kata Jokowi ketika menghadiri pagelaran budaya lintas etnis Provinsi Sumatera Utara di Stadion Teladan Sumut, Sabtu malam.

Jokowi yang mengenakan pakaian adat melayu menyebutkan pesta demokrasi dilaksanakan setiap lima tahun sekali.

"Marilah kita bersama-sama merawat persaudaraan, persatuan, dengan keragaman budaya yang mempersatukan kita," kata dia, dalam acara yang juga dihadiri Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko.

Dalamn kesempatan itu Jokowi meminta para penari yang mengenakan pakaian adat untuk tampil kembali ke atas panggung.

"Saya ingin menunjukkan betapa keindahan budaya, adat, tradisi itu ada di tanah Sumatera Utara yang kita cintai ini," katanya.

Ia menyebutkan di Sumatera Utara ada suku Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Toba, suku Melayu, suku Nias, Tionghoa, etnis India, dan lain-lain dengan agama yang juga beragam. "Sumatera Utara adalah miniaturnya Indonesia," katanya.

Ia menyebutkan aset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan.

Dalam kesempatan itu, dia juga berpesan kepada masyarakat untuk datang ke TPS pada 17 April 2019 guna menyalurkan hak pilihnya.

"Jangan sampai ada satu orangpun yang golput," katanya.

Sementara itu Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani, selaku penanggung jawab pelaksana acara itu menyatakan keyakinannya, masyarakat Sumatera Utara tidak akan mempan dengan isu fitnah dan hoaks.

Acara itu juga menampilkan tarian budaya dari 14 etnis, yaitu Nias, Melayu, Simalungun, tanah Dairi, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Aceh. Juga ditampilkan barongsai dari etnis Tionghoa, Jawa dan Minang.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019